Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Konflik Kerja: Faktor Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasi

Kompas.com - 29/07/2023, 13:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Untuk memperoleh informasi, bantuan, atau tindakan yang terkoordinasi, ketergantungan, semacam dapat membantu perkembangan kerja sama dan konflik.

Dilansir dari buku Manajemen Konflik dan Stres (2021) oleh Ekawarna, menurut Gibson, konflik kerja merupakan pertentangan antara individu, kelompok dan organisasi yang disebabkan oleh perbedaan komunikasi, tujuan dan sikap.

Menurut Luthans konflik kerja adalah kondisi di mana terjadi ketidakcocokan antara nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik nilai dan tujuan yang ada dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain.

Sementara Stoner mengartikan konflik kerja sebagai perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja atau mempunyai status, tujuan, penilaian, atau pandangan yang berbeda.

Baca juga: Pengertian Pengawasan Pekerjaan Konstruksi dan Tugasnya

Faktor penyebab konflik kerja

Dikutip dari buku Teori Perilaku Keorganisasian (2015) oleh Sunyoto dan Burhanudin, faktor-faktor penyebab konflik kerja antara lain:

  • Ketergantungan kerja/work interdependence, terjadi ketika dua kelompok atau lebih saling bergantung satu sama lain menyelesaikan suatu pekerjaan.
  • Perbedaan tujuan. Kelompok-kelompok dalam suatu organisasi cenderung menjadi terspesialisasi, sehingga mereka mengembangkan berbagai tujuan, tugas, dan personalia yang berbeda-beda.
  • Perbedaan persepsi, nilai-nilai, sikap, dan persepsi antar anggota kelompok
  • Kemenduaan organisasional, yang dapat bersumber dari tanggung jawab yang dirumuskan secara mendua/ambiguous dan tujuan yang tidak jelas.

Dampak konflik kerja

Dampak konflik kerja terdiri dari beberapa bagian antara lain:

  • Distorted Perceptions

Dalam situasi konflik masing-masing kelompok menganggap dirinya lebih penting dibanding kelompok lainnya.

  • Negative stereotyping

Terjadi akibat terdistorsinya persepsi. Masing-masing anggota kelompok yang berkonflik merasa semakin memiliki sedikit perbedaan dalam kelompoknya sendiri dibandingkan dengan kelompok lain.

  • Decreased communication

Konflik ini terjadi ketika proses pengambilan keputusan terganggu, pelayanan kepada pelanggan terganggu, sehingga dapat menurunkan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Baca juga: Peralatan yang Digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi 

Cara mengatasi konflik kerja

Disadur dari jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja (2021) oleh LP Sinambela, mengelola konflik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Menghindar

Menghindari suatu konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tersebut tidak terlalu penting atau jika berpotensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkan.

Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.

  • Mengakomodasi

Memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.

Hal ini juga dapat menimbulkan kerja sama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com