Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Untuk memperoleh informasi, bantuan, atau tindakan yang terkoordinasi, ketergantungan, semacam dapat membantu perkembangan kerja sama dan konflik.
Dilansir dari buku Manajemen Konflik dan Stres (2021) oleh Ekawarna, menurut Gibson, konflik kerja merupakan pertentangan antara individu, kelompok dan organisasi yang disebabkan oleh perbedaan komunikasi, tujuan dan sikap.
Menurut Luthans konflik kerja adalah kondisi di mana terjadi ketidakcocokan antara nilai dan tujuan yang ingin dicapai, baik nilai dan tujuan yang ada dalam diri sendiri maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Sementara Stoner mengartikan konflik kerja sebagai perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja atau mempunyai status, tujuan, penilaian, atau pandangan yang berbeda.
Baca juga: Pengertian Pengawasan Pekerjaan Konstruksi dan Tugasnya
Dikutip dari buku Teori Perilaku Keorganisasian (2015) oleh Sunyoto dan Burhanudin, faktor-faktor penyebab konflik kerja antara lain:
Dampak konflik kerja terdiri dari beberapa bagian antara lain:
Dalam situasi konflik masing-masing kelompok menganggap dirinya lebih penting dibanding kelompok lainnya.
Terjadi akibat terdistorsinya persepsi. Masing-masing anggota kelompok yang berkonflik merasa semakin memiliki sedikit perbedaan dalam kelompoknya sendiri dibandingkan dengan kelompok lain.
Konflik ini terjadi ketika proses pengambilan keputusan terganggu, pelayanan kepada pelanggan terganggu, sehingga dapat menurunkan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Baca juga: Peralatan yang Digunakan dalam Pekerjaan Konstruksi
Disadur dari jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia: Membangun tim kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja (2021) oleh LP Sinambela, mengelola konflik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Menghindari suatu konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tersebut tidak terlalu penting atau jika berpotensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri.
Memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain.
Hal ini juga dapat menimbulkan kerja sama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan.