Untuk menguji kelayakan metode fumigasi ekstraksi, dalam pengujiannya digunakan sampel tanah, baik difumigasi maupun tidak difumigasi (sebagai kontrol).
Baca juga: Nitrogen: Jenis dan Manfaatnya
Hasil pengukuran jumlah senyawa reaktif ninhidrin dapat dikonversi ke mikroba tanah dalam satuan µg C-mikroba/g tanah dengan menggunakan persamaan berikut:
Biomassa C-mikroba (µg g¯¹ tanah_ = (S-C) 0,35
Keterangan:
nilai kadar C-organik diperoleh menggunakan persamaan berikut:
Kadar C-organik tanah (mg kg¯¹ tanah)= ppm kurva∗0,1∗fk
Keterangan:
Baca juga: Air Tanah dalam Siklus Hidrologi
Aktivitas respirasi dan biomassa mikroba tanah dapat juga diukur secara fisiologis menggunakan respirometer.
Respirasi merupakan sebuah aktivitas metabolik yang berlangsung pada mikroba, di mana pada proses ini mikroba mengonsumsi O2 dan melepaskan CO2 dan panas.
Respirasi dapat diukur secara in-situ (di lapangan) pada sampel tanah tidak terganggu (undisturbed soil samples).
Selain itu, dapat diukur secara ex-situ (di laboratorium) menggunakan sampel tanah terganggu (disturbed soil samples).
Nilai respirasi tanah diperoleh dari pengukuran evolusi CO2 dalam periode waktu tertentu. Alat respirometer dapat digunakan untuk mengukur evolusi CO2 di lapangan.
Baca juga: Piramida Biomassa: Pengertian dan Contohnya
Metode CSA merupakan metode pengukuran aktivitas mikroba dalam tanah secara tidak langsung.
Metode CSA ini sangat sederhana, dengan menggunakan bahan kain katun yang terbuat dan kapas. Metode ini tidak sensitif seperti metode pengukuran lainnya.
Namun, metode ini memberikan sebuah visualisasi mengenai kemampuan dekomposisi dan mikroba di dalam tanah.
Baca juga: Macam-macam Mikroba dalam Kompos
Referensi: