Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Metode Pengukuran Mikroba di Dalam Tanah

Metode-metode tersebut meliputi metode pengukuran langsung dan metode pengukuran secara tidak langsung.

Berikut penjelasannya mengenai metode pengukuran langsung dan metode pengukuran secara tidak langsung!

Metode pengukuran secara langsung

Teknik kultur merupakan metode klasik yang digunakan untuk menghitung secara langsung jumlah koloni yang berkecambah pada media.

Awalnya dikembangkan dua teknik kultur untuk menghitung kelimpahan mikroba tanah, yaitu teknik perhitungan menggunakan cawan (plate count) dan teknik perhitungan MPN (the most probable number).

Metode kultur lain yang juga telah dikembangkan adalah teknik community level physiologal profiles (CLPPs). 

Teknik CLPPs dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan informasi yang diperoleh dari teknik cawan ataupun MPN. 

Teknik CLPPs digunakan mengukur kelimpahan pada level komunitas dan aktivitas mikroba tanah (bakteri dan cendawan) menggunakan substrat karbon (substrat-C).

Keuntungan metode kultur ini adalah waktu analisis yang singkat, biaya analisisnya tidak mahal, serta langsung dapat memperoleh informasi hasil analisis.

Namun, metode kultur ini memiliki keterbatasan, di mana hanya sekitar 196 dari mikroorganisme tanah yang dapat dikultur.

Metode pengukuran secara tidak langsung

Metode pengukuran secara tidak langsung, yaitu metode kimiawi, metode fisiologis, dan metode cotton strip assay.

Metode kimiawi 

Teknik fumigasi ekstraksi digunakan untuk mengukur biomassa atau berat mikroba tanah.

Mikroba tanah dimatikan lewat fumigasi dengan melepaskan senyawa-senyawa kloroform dan nitrogen. 

Senyawa-senyawa tersebut kemudian bereaksi dengan reaksi kimia bernama ninhidrin untuk memberikan reaksi warna.

Perubahan warna tersebut kemudian diukur menggunakan spektrofotometer.

Untuk menguji kelayakan metode fumigasi ekstraksi, dalam pengujiannya digunakan sampel tanah, baik difumigasi maupun tidak difumigasi (sebagai kontrol).

Hasil pengukuran jumlah senyawa reaktif ninhidrin dapat dikonversi ke mikroba tanah dalam satuan µg C-mikroba/g tanah dengan menggunakan persamaan berikut:

Biomassa C-mikroba (µg g¯¹ tanah_ = (S-C) 0,35

Keterangan:

  • S: nilai rata-rata kadar C-organik tanah
  • C: nilai rata-rata kadar C-organik tanah
  • 0,35: nilai faktor konversi aliran C ke C-mikroba

nilai kadar C-organik diperoleh menggunakan persamaan berikut:

Kadar C-organik tanah (mg kg¯¹ tanah)= ppm kurva∗0,1∗fk

Keterangan:

Metode fisiologis

Aktivitas respirasi dan biomassa mikroba tanah dapat juga diukur secara fisiologis menggunakan respirometer.

Respirasi merupakan sebuah aktivitas metabolik yang berlangsung pada mikroba, di mana pada proses ini mikroba mengonsumsi O2 dan melepaskan CO2 dan panas. 

Respirasi dapat diukur secara in-situ (di lapangan) pada sampel tanah tidak terganggu (undisturbed soil samples).

Selain itu, dapat diukur secara ex-situ (di laboratorium) menggunakan sampel tanah terganggu (disturbed soil samples). 

Nilai respirasi tanah diperoleh dari pengukuran evolusi CO2 dalam periode waktu tertentu. Alat respirometer dapat digunakan untuk mengukur evolusi CO2  di lapangan.

Metode cotton strip assay (CSA)

Metode CSA merupakan metode pengukuran aktivitas mikroba dalam tanah secara tidak langsung. 

Metode CSA ini sangat sederhana, dengan menggunakan bahan kain katun yang terbuat dan kapas. Metode ini tidak sensitif seperti metode pengukuran lainnya. 

Namun, metode ini memberikan sebuah visualisasi mengenai kemampuan dekomposisi dan mikroba di dalam tanah.

Referensi:

  • Ishak, Lily. Biologi Tanah. 2021. Aceh: Syiah Kuala University Press.
  • Ulimaz, Almira dan teman-teman. Biologi Dasar. 2022. Padang: Global Eksekutif Teknologi.

https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/22/153000169/metode-pengukuran-mikroba-di-dalam-tanah

Terkini Lainnya

Antonim dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Antonim dalam Bahasa Inggris: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Skola
Polisemi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Polisemi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya

Skola
35 Contoh Kalimat Future Perfect Tense beserta Artinya

35 Contoh Kalimat Future Perfect Tense beserta Artinya

Skola
Contoh Perumpamaan 'Kaya Apa' dalam Bahasa Jawa

Contoh Perumpamaan "Kaya Apa" dalam Bahasa Jawa

Skola
Ateges Tanpa Basa Jawa

Ateges Tanpa Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Wujude Aksara Jawa

Bahasa Jawa: Wujude Aksara Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta

Bahasa Jawa: Nulis lan Maca Pawarta

Skola
Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Teori Ordinal dalam Perilaku Konsumen

Skola
4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

4 Faktor yang Memengaruhi Laju Reaksi, Apa Saja?

Skola
Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Komunikasi Full Duplex: Pengertian dan Contohnya

Skola
5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

5 Perbedaan DNA dan RNA yang Penting untuk Diketahui

Skola
Cerita Legendha Basa Jawa

Cerita Legendha Basa Jawa

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Bahasa Jawa: Ngandharake Crita Legendha

Skola
Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Bahasa Jawa: Ngandharake Surasa lan Nulis Tembang

Skola
Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Ngandharake Pawarta dalam Bahasa Jawa

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke