Boudeville mendefinisikan kutub pertumbuhan (growth pole) sebagai:
“Sekelompok industri yang mengalami ekspansi yang berlokasi di suatu daerah perkotaan dan mendorong perkembangan kegiatan ekonomi lebih lanjut ke seluruh daerah pengaruhnya”.
Tidak hanya itu, Boudeville juga merumuskan konsep growth pole sebagai suatu model perencanaan yang bersifat operasional, yang menjelaskan suatu kondisi pertumbuhan akan tercipta pada wilayah yang menyebabkan munculnya kutub (polarized region).
Glasson memperkuat teori kutub pertumbuhan dengan merumuskan beberapa konsep dasar dan perkembangan geografi yang mendukung adanya kutub (polarized region). Berikut rinciannya:
Baca juga: Kenampakan Alam di Wilayah Perairan
Walter Christaller menggagas teori tempat sentral, yang didasarkan pada pola persebaran dan lokasi pemukiman.
Teori itu kemudian diperkuat oleh August Losch. Keduanya berpendapat bahwa aspek keruangan persebaran pemukiman dan ekonomi ada simpul-simpul jaringan heksagonal.
Suatu tempat sentral memiliki batas pengaruh melingkar dan komplementer terhadap area sentral. Daerah komplementer sendiri merupakan daerah yang dilayani oleh tempat sentral.
Adapun, lingkaran batas pada kawasan yang terpengaruh oleh tempat sentral disebut sebagai ambang batas (threshold level).
Berikut konsep dasar dari teori tempat sentral:
Baca juga: Jenis-Jenis Kenampakan Alam Wilayah Daratan
Tempat sentral sendiri memiliki batas pengaruh. Batas tersebut melingkar di sekitar tempat sentral. Suatu tempat sentral biasanya berupa kota besar, pusat bisnis, ibu kota provinsi, kota kabupaten, dan lain-lain. Masing-masing wilayah sentral akan menarik penduduk di sekitar titik pusat.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.