Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Normatif: Pengertian dan Contohnya

Kompas.com - 22/08/2022, 07:00 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ekonomi normatif membantu seseorang memahami permasalahan ekonomi dari sudut pandang yang berbeda.

Selain normatif, ada pula ekonomi positif. Jika ekonomi normatif bersifat subyektif, ekonomi positif sifatnya obyektif.

Apa itu ekonomi normatif?

Pengertian ekonomi normatif

Menurut Roeskani Sinaga, dkk dalam buku Pengantar Ilmu Ekonomi (Teori dan Konsep) (2021), ekonomi normatif adalah pernyataan yang mengandung arti bagaimana seharusnya.

Dalam ekonomi positif, jawaban analisis atau pernyataannya tidak mempertimbangkan benar atau salah.

Sementara ekonomi normatif, mempertimbangkan benar atau salah tergantung nilai moral juga norma yang dimilikinya.

Baca juga: Ekonomi Positif: Pengertian dan Contohnya

Dilansir dari situs Investopedia, ilmu ekonomi normatif bertujuan menentukan apa dan bagaimana seharusnya terjadi.

Ekonomi normatif adalah perspektif ekonomi yang mencerminkan penilaian normatif atau ideologis terhadap pembangunan ekonomi, investasi, pernyataan, juga skenario.

Berbeda dengan ekonomi positif, analisis ekonomi ini sangat bergantung pada penilaian dan pernyataan soal apa yang seharusnya.

Sederhananya, ilmu ekonomi normatif lebih bersifat subyektif, karena mengutamakan penilaian ketimbang fakta atau pernyataan sebab akibat.

Dikutip dari buku Schaum's Outlines: Mikroekonomi (2006) karya Dominick Salvatore, ekonomi normatif didasarkan pada ilmu ekonomi positif dan penilaian masyarakat.

Analisis normatif memberi pedoman menyangkut kebijakan untuk meningkatkan atau memaksimalkan kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Pembagian Ilmu Ekonomi: Positif dan Normatif

Contoh ekonomi normatif

Kunci utama dari pernyataan yang bersifat normatif adalah tidak dapat diuji atau dibuktikan nilai faktualnya.

Contoh ekonomi normatif, yakni "Kita harus memotong pajak menjadi dua bagian, untuk meningkatkan pendapatan yang dibelanjakan."

Jika dikaitkan dengan ekonomi positif, pernyataan tersebut akan berubah menjadi "Berdasarkan data masa lalu, pemotongan pajak yang besar akan membantu banyak orang."

Contoh lainnya "Buruh harus menerima bagian yang lebih besar dari keuntungan kapitalis". Atau "Warga negara yang bekerja tidak boleh membayar rumah sakit."

Biasanya pernyataan ekonomi normatif sering kali menggunakan kata "seharusnya".

Baca juga: 2 Prinsip Dasar yang Melahirkan Ilmu Ekonomi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com