Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi
KOMPAS.com - Suatu interaksi antarnegara dalam bentuk jual-beli barang maupun jasa atas dasar kesepakatan bersama disebut perdagangan internasional.
Dilansir dari jurnal Tinjauan Prosedur Pengiriman Ekspor Karet (2014) oleh Febri Yunanda, perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan antar negara atau pemerintah negara dengan negara lain.
Bentuk perdagangan internasional terbagi menjadi tiga, yaitu:
Baca juga: Ruang Lingkup Perdagangan Internasional
Beberapa faktor pendorong negara melakukan perdagangan internasional, sebagai berikut:
Kondisi alam pada masing-masing negara cukup berbeda. Hal ini membuat sebuah negara harus melakukan interaksi dengan negara lain untuk memenuhi kebutuhan negaranya.
Diperlukan kerja sama internasional dalam bentuk perdagangan internasional. Hal ini karena jarang sekali negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya.
Misalnya, di Indonesia memiliki produksi kelapa sawit, karet, kopi, dan lain-lain. Sedangkan Jepang yang memiliki wilayah relatif kecil dan mengalami musim dingin, tidak dapat memenuhi kebutuhan pertanian.
Sehingga Indonesia mengekspor produk pertanian, sementara Jepang mengekspor produk kendaraan dan mesin-mesin ke Indonesia. Hal ini karena Jepang terkenal unggul dalam barang elektronik dan kendaraan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di setiap negara berbeda-beda. Pada negara maju, perkembangan iptek telah mencapai tingkat tinggi.
Sementara pada negara berkembang, perkembangan iptek masih tertinggal. Hal ini diperlukan kerja sama antaranegara untuk memperoleh manfaat atas kemajuan iptek.
Baca juga: Mengapa Singapura Lebih Berfokus pada Perdagangan dan Industri?
Selera menjadi salah satu faktor pendorong perdagangan internasional. Misalnya, Indonesia banyak menghasilkan buah apel, sedangkan masyarakat Indonesia lebih suka buah apel new zealand dari Australia.
Sehingga untuk memenuhi selera masyarakatnya, Indonesia harus mengimpor apel new zealand dari Australia sehingga terjadi perdagangan di antara kedua negara tersebut.
Perbedaan iklim di setiap negara mengakibatkan produksi sumber daya alamnya tidak sama. Hal ini jelas akan mendorong perdagangan internasional.
Contohnya, iklim di Indonesia menyebabkan banyaknya hasil rempah-rempah sehingga diekspor ke Eropa. Sementara di Eropa mengalami musim dingin, sehingga orang-orang membutuhkan rempah-rempah untuk menghangatkan tubuh.
Eropa tidak bisa menghasilkan rempah-rempah karena memiliki musim dingin dan Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki musim dingin bisa menghasilkan banyak rempah-rempah.
Hal tersebut mengakibatkan adanya jual-beli atau perdagangan internasional antaa Eropa dengan Indonesia.
Baca juga: Tujuan Perdagangan Antarpulau dan Contohnya
Sebuah negara bersedia melakukan perdagangan internasional salah satunya karena faktor ekonomi. Memperluas pasar dan menambah keuntungan bagi negara juga menjadi tujuan.
Ketika pemenuhan kebutuhan akan suatu barang atau produk dinilai sudah cukup, maka suatu negara bisa mengekspor barang tersebut ke negara lain. Dengan demikian negara memperoleh keuntungan lain.
Untuk bisa bertahan pada era globalisasi, negara mau tidak mau harus dituntut memiliki perekonomian yang maju. Dengan demikian, negara harus melakukan hubungan internasional, termasuk hubungan perdagangan.
Beberapa hambatan perdagangan internasional, yaitu:
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan ini bisa menghambat perdagangan antaranegara. Negara yang melakukan ekspor biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar menggunakan mata uang negara pengekspor.
Pembayaran tentu akan berkaitan dengan nilai uang tersebut. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi dari pada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor.
Agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu penetapan mata uang sebagai standar internasional.
Baca juga: Pengaruh Perdagangan Internasional terhadap Petani
Setiap negara tentu akan selalu melindungi barang-barang produksinya. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang luar negeri.
Sehingga setiap negara memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barag dalam negeri, salah satunya tarif impor.
Apabila tarif impor tinggi, maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal dibandingkan barang dalam negeri. Jadinya, masyarakat kurang tertarik untuk membeli barang impor.
Untuk melindungi produksi dalam negeri dari produk luar negeri, maka negara akan melakukan tindakan. Salah satunya dengan mengenakan bea masuk yang tinggi terhadap produk luar negeri yang masuk ke dalam negeri.
Perang mengakibatkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut mengalami kelesuan. Keadaan tersebut dapat menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.