KOMPAS.com - Dramatisme merupakan sebuah teori yang memosisikan dirinya dalam pencarian pemahaman aksi dalam kehidupan manusia sebagai drama.
Penggagas teori dramatisme adalah Kenneth Burke, seorang otodidak dalam bidang kritik sastra, filsafat, komunikasi, sosiologi, ekonomi, teologi, dan linguistik.
Teori dramatisme oleh Kenneth Burke membandingkan kehidupan dengan sebuah pertunjukan dan menyatakan bahwa, sebagaimana dalam sebuah kaya teatrikal, kehidupan membutuhkan adanya seorang aktorm sebuah adegan, beberapa alat untuk terjadi sebuah adegan dan tujuan.
Dikutip dari buku Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West & Lynn H.Turner, teori ini memungkinkan seorang kritikus retoris untuk menganalisis motif pembicara dengan mengidentifikasi dan mempelajari elemen-elemen ini.
Burke percaya bahwa rasa bersalah menjadi motif utama bagi pembaca dan dramatisme menyatakan bahwa seorang pembicara akan dikatakan sukses ketika mampu memberikan cara kepada kehalayak untuk menghapus rasa bersalah mereka.
Baca juga: 3 Bagian Teori Pengaturan Agenda dan Faktor Lainnya
Dengan demikian, kajian dramatisme mempelajari cara-cara di mana bahasa dan penggunaannya berhubungan dengan khalayak.
Terdapat tiga asumsi dari teori dramatisme, sebagai berikut:
Burke menyadari bahwa beberapa hal yang dilakukan manusia termotivasi oleh insting hewan yang ada dalam diri dan sebagian lainnya dimotivasi oleh simbol-simbol.
Misalnya, seseorang yang minum teh di pagi hari, dengan tujuan untuk memuaskan rasa hausnya, sebuah bentuk naluri hewan.
Atau ketika seseorang membaca surat kabar pagi dan memikirkan beberapa ide yang ditemukan, hal ini dipengaruhi oleh simbol.
Dari semua simbol yang digunakan manusia, bahasa adalah yang paling penting bagi Burke. Sangat sulit untuk berpikir mengenai konsep atau obyek tanpa adanya kata-kata.
Sehingga orang dibatasi dalam apa yang dapat mereka pahami, karena batasan bahasa mereka Ketika manusia menggunakan bahasa, mereka juga digunakan oleh bahasa tertentu.
Ketika sebuah bahasa tidak memiliki simbol untuk motif tertentu, maka pembicara yang menggunakan bahasa tersebut juga cenderung untuk tidak memiliki motif tersebut.
Kata-kata, pemikiran, dan tindakan memiliki hubungan yang sangat dekat satu sama lain.
Baca juga: Teori Pengaturan Agenda: Pengertian, Sejarah, dan Asumsi
Dasar dari teori dramatisme adalah pilihan manusia. hal ini berkaitan dengan konseptualisasi akan agensi atau kemampuan aktor sosial untuk bertindak sebagai pilihannya.
Dilansir dari buku Metode Analisis Tema Fantasi (2018) oleh Maylanny Christin, retorika adalah persuasi dan bagaimana sebuah persuasi dapat terjadi.
Dengan arti tersebut, Burke kemudian mengajukan sebuah retorika baru yang berfokus pada beberapa isu penting, terutama mengenai identifikasi.
Burke mengungkapkan bahwa tujuannya bukanlah menggantikan konsep dari Aristoteles, namun untuk memberi tambahan bagi pendekatan tradisional tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.