Air liur yang keluar saat asisten masuk ke ruangan merupakan refleks yang terkondisi.
Paavlov kemudian melanjutkan penelitian menggunakan bunyi sebagai sinyal netral. Setiap ada bunyi, makanan disajikan. Lalu produksi air liur anjing dijadikan ukuran.
Selanjutnya, Pavlov menggunakan metronome dibunyikan tanpa adanya makanan. Karena sudah terbiasa dengan bunyi, air liur tetap keluar.
Kesimpulannya, produksi air liru anjing bisa dikondisikan Pavlov. Dengan perlakuan yang terkondisi, maka anjing akan tetap mengeluarkan air liur meskipun makanan tak lagi disajikan.
Dikutip dari thoughtco.com, beberapa contoh penerapan Teori Pavlov, yaitu:
Ketika kita sedang menunggu pesanan ayam goreng, mungkin kita sudah menelan ludah saat aroma ayam goreng keluar dari penggorengan. Bahkan perasaan nikmat sudah menghampiri sebelum kita menyantapnya.
Saat kita berada di tempat umum kemudian mendengar ringtone handphone yang tidak asing, secara naluri kita langsung mengambil handphone kita. Hanya untuk memastikan bahwa bunyi itu berasal dari handphone kita atau orang lain. Hal ini termasuk salah satu pengkondisian klasik atau classical conditioning.
Ketika sedang berada di suatu tempat dan melihat ada asbak, dapat membuat seorang perokok menyalakan rokoknya tanpa sadar.
Baca juga: Beberapa Kriteria Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengevaluasi Teori
Respons atau reaksi di atas sebenarnya bisa dikendalikan, sekalipun dorongan yang timbul tidak bisa dilawan. Perlu kesabaran dan niat untuk mengendalikan reaksi yang selama ini sudah terkondisi.
Salah satu contoh mengendalikan ketergantungan gadget adalah dengan: