Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Groupthink Theory: Pengertian, Asumsi, dan Gejalanya

Kompas.com - 21/03/2022, 13:30 WIB
Jessica Novia,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Beberapa individu yang saling berkumpul dan menjalin relasi disebut dengan kelompok. 

Dikutip dari buku Organizational Cimmunication (1993) oleh Goldhaber, kelompok menjadi sistem sosial, di mana pembentukannya dibutuhkan adanya saling ketergantungan dan berhubungan. 

Mereka yang ada dalak kelompok akan melewati proses pengiriman dan penerimaan dari satu individu ke individu lainnya untuk menciptkana makna dari pesan yang disampaikan. 

Dalam sebuah kelompok, para anggotanya memiliki pemikiran yang berbeda, sehingga muncul pemikiran kelompok

Pemikiran kelompok ini kemudian menentukan pengambilan keputusan dengan pengajuan gagasan atau pendapat dalam suatu tim. 

Dalam pengambilan keputusan, terkadang ada beberapa anggota tim yang menahan untuk tidak berpendapat atau menyampaikan pemikirannya demi mengikuti pendapat mayoritas.

Baca juga: Pentingnya Komunikasi Persuasif dalam Sebuah Kampanye

Berkaitan mengenai hal tersebut, muncul sebuah teori komunikasi yang disebut groupthink theory atau pemikiran kelompok. 

Dilansir dari buku Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (2017) karya Richard West & Lynn H.Turner, Irving Janis menyatakan groupthink theory adalah suatu keadaan yang berkaitan dengan cara anggota kelompok menyeimbangkan kebutuhan mereka untuk memadukan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu keputusan. 

Teori pemikiran kelompok fokus pada cara kelompok memecahkan masalah dan kelompok yang berorientasi pada tugas. 

Asumsi groupthink theory

Terdapat tiga asumsi atau kondisi yang mendorong teori groupthink, di antaranya: 

Tingkat kohesivitas

Kohesi kelompok adalah sebuah tingkatak yang tinggi dari anggota dalam menilai kenaggotaan mereka dalam kelompok dan ingin terus bergabung di dalamnya.  

Kohesivitas kelompok dapat memfasilitasi adanya pengambilan keputusan dan terjadinya groupthink lebih sering ditemui pada konteks di mana kelompok didominasi adanya aspek kohesi sosial-emosional. 

Baca juga: Komunikasi Terapeutik: Pengertian, Karakteristik, Tujuan, dan Tahapnya

Proses pemecahan masalah 

Proses pemecahan masalah dalam kelompok merupakan proses yang menyatu. Ketika anggota kelompok benar-benar berpartisipasi (karena takut ditolak), mereka memiliki ketertarikan untuk mengikuti pemimpin saat terjadi pengambilan keputusan. 

Sifat dasar dari kebayakan kelompok 

Terdapat banyak pengaruh dalam kelompok, di anatranya perbedaan usia, sifat kompetitif individu, ukuran kelompok, kecerdasan anggota, komposisi gender, dan gaya kemepimpinan. 

Sehingga kelompok dan keputusan kelompok bisa menjadi sulit. Namun, melalui kerja kelompok dapat mencapai tujuan yang lebih efisien. 

Dari kondisi di atas, mendorong pemikiran kelompok seperti di bawah ini: 

  • Kekompakkan tinggi dari kelompok dalam pengambilan keputusan
  • Karakteristik struktural tertentu dari lingkungan di mana kelompok berjalan
  • Karakteristik situasi internal dan eksternal penuh tekanan

Baca juga: Mengenal 3 Konseptualisasi Komunikasi

Gejala dalam groupthink theory

Tekanan menuju keseragaman bisa mempunyai pengaruh besar bagi beberapa kelompok, ada beberapa gejala dalam hal ini, yaitu:

  • Solusi kebal, ditunjukkan dari upaya anggota menciptkan optimisme yang kuat dalam kelompok. 
  • Kelompok menciptakan usaha kolektif untuk merasionalkan serangkaian tindakan yang diputuskan. 
  • Kelompok menjaga sebuah kepercayaan yang tidak terpatahkan dalam moralitas bawaanya dan membuat keompok termotivasi dan bekerja untuk hasil yang terbaik. 
  • Kelompok memiliki stereotipe yang negatif terhadap kelompok-kelompok luar, kelompok saingan atau musuh. 
  • Tekanan langsung mendesak anggota untuk tidak mengungkapkan pendapat yang berbeda. 
  • Sensor diri, membuat individu mengurungkan niat untuk menyiapkan pendapat yang berlawanan dan akhirnya menekan mereka untuk diam. 
  • Ilusi mufakat terjadi dengan keputusan yang seolah-olah disepakati bersama, membuat kelompok merapatkan solidaritas. 
  • Muncul pikiran waspada untuk melindungi kelompok dan pemimpin dari opini atau informasi yang berlawanan dan tidak dingginkan. 

Baca juga: Gunung Es Komunikasi: Aspek Terlihat dan Contohnya

Cara mencegah pemikiran kelompok

Cara mencegah pemikiran kelompok, di antaranya:

  • Memerlukan pengawasan dan pengendalian dengan membuat komite parlemen
  • Rangkullah Whistle-Blowing dengan melaporkan perilaku atau praktik yang tidak etis kepada orang lain
  • Memungkinkan untuk pengajuan keberatan
  • Konsensus keseimbangan dan peraturan mayoritas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com