KOMPAS.com - Komunikasi dua arah sering juga disebut komunikasi timbal balik. Karena komunikan bisa memberi umpan balik (feedback) kepada komunikator.
Proses komunikasi dua arah bisa terjadi secara tatap muka maupun lewat media komunikasi. Kuncinya, terletak pada kesempatan atau peluang komunikan untuk memberi umpan balik kepada komunikator.
Menurut Pipit Eko Priyono dalam buku Komunikasi dan Komunikasi Digital (2022), komunikasi dua arah adalah komunikasi yang bersifat timbal balik antara komunikator dan komunikan.
Dalam proses komunikasi ini, komunikan diberi kesempatan untuk menanggapi atau memberi respons kepada komunikator.
Dikutip dari buku Budaya Organisasi (2010) oleh H. Edy Sutrisno, komunikasi dua arah umumnya berlangsung lambat tetapi lebih cermat.
Baca juga: Komunikasi Satu Arah (One-Way Communication): Pengertian dan Contohnya
Lambat karena komunikan memiliki kesempatan untuk memberi umpan balik terhadap isi pesan. Dikatakan cermat karena komunikan tentunya akan lebih memahami pesannya.
Selain itu, komunikasi dua arah terlihat lebih kacau dan ramai. Sebab, ada banyak interupsi, ungkapan perasaan, permintaan untuk penjelasan dan lain sebagainya.
Dilansir dari buku Komunikasi Antarbudaya (2021) karya Sunarno SastroAtmodjo, dalam komunikasi dua arah, dialog atau diskusi sangat mungkin terjadi. Sehingga komunikan merasa lebih puas karena dilibatkan dalam proses komunikasi.
Berikut beberapa contoh komunikasi dua arah: