Kapan Musim Panas di Jepang Dimulai?

KOMPAS.com - Musim panas di Jepang dimulai sekitar bulan Juni, dan berakhir di bulan Agustus. Saat musim panas, suhu di Jepang bisa mencapai 35º Celcius, sehingga terasa sangat panas.

Bagaimana musim panas di Jepang?

Dikutip dari buku Studying Abroad: Bertualang Sambil Belajar di Negeri Orang (2013) karya Windy Ariestanty dan Maurin Andri, musim panas di Jepang ditandai dengan kemunculan beberapa jenis bunga tropis.

Selain itu, beberapa suara hewan yang sering disebut semi (Cicada) mulai terdengar saat musim panas dimulai. Biasanya saat musim ini berlangsung, sekolah di Jepang diliburkan selama satu bulan. Masa liburan ini sering dimanfaatkan untuk berlibur ke pantai atau mengikuti festival.

Melansir dari Encyclopaedia Britannica, selama musim panas, Jepang berada di bawah pengaruh udara yang bergerak dari Samudra Pasifik. Sehingga udara musim panas terasa lembap dan panas.

Biasanya cuaca musim panas yang cerah terjadi di pertengahan Juli, setelah hujan baiu (musim hujan di bulan Juni). Selanjutnya, musim panas di Jepang akan diakhiri dengan hujan shurin (musim hujan bulan September).

Baca juga: Angin Musim dan Jenisnya

Iklim negara Jepang

Jepang memiliki empat musim, yakni musim semi (haru), musim panas (natsu), musim gugur (aki), dan musim dingin (fuyu).

Musim semi di Jepang dimulai sekitar bulan Maret. Ditandai dengan kemunculan kuncup bunga plum dan sakura. Musim ini menandai dimulainya aktivitas sekolah dan bekerja untuk masyarakat Jepang.

Setelah musim semi, Jepang akan mengalami musim panas hingga bulan September. Kemudian masuk musim gugur, yang diawali dengan rontoknya dedaunan di pohon. Warna dedaunan juga berubah menjadi warna kuning atau oranye.

Berakhirnya musim gugur menjadi awal dimulainya musim dingin di Jepang. Ditandai dengan turunnya butir-butir salju pertama di awal Desember. Saat musim dingin terjadi, suhu di Jepang bisa mencapai -20º Celcius, dan tidak jarang pula negara ini dilanda badai salju.