KOMPAS.com – Manusia menciptakan berbagai satelit di Bumi, mulai dari satelit komunikasi, satelit cuaca, hingga satelit navigasi. Satelit di luncurkan dari Bumi ke langit untuk mengorbit Bumi dalam jalur yang telah ditentukan.
Namun apakah satelit mengorbit bumi dari luar angkasa yang gelap? Tentu saja bukan. Walaupun terlihat gelap, sebenarnya wilayah tersebut adalah lapisan ionosfer.
Dilansir dari NASA Solar System Exploration, ionosfer merupakan rumah tempat banyak satelit yang mengorbit bumi, termasuk stasiun luar angkasa internasional.
Lapisan ionosfer adalah salah satu lapisan pelindung Bumi atau atmosfer yang molekulnya mengalami ionisasi.
Hal ini disebabkan sinar Matahari yang panas membuat gas dalam ionosfer kehilangan elektron dan berubah menjadi partikel bermuatan listrik (reaksi ionisasi). Sehingga ionosfer menjadi lapisan yang penuh dengan gas bermuatan listrik.
Baca juga: Urutan Lapisan Matahari
Lapisan ionosfer Bumi terbagi menjadi tiga lapisan yaitu lapisan D, E, dan F. Berdasarkan situs UCAR Center or Science Education, lapisan D berada sekitar 37 mil hingga 56 mil, lapisan E berada sekitar 56 mil hingga 93 mil, dan lapisan F berada sekitar 93 mil hingga 311 mil.
Namun sebenarnya ukuran lapisan ionosfer berubah-ubah. Lapisan yang terkena matahari langsung akan membesar ukurannya karena partikel yang terionisasi.
Sebaliknya, bagian yang tidak terkena matahari akan menipis karena beberapa partikel kembali netral. Selain faktor tersebut, ada beberapa faktor baik di dalam dan luar bumi yang memengaruhi ukuran ionosfer.
Ionosfer secara reaktif bereaksi terhadap cuaca luar angkasa dan cuaca bumi. Hal tersebut membuat ionosfer selalu berubah-ubah, salah satunya adalah suhunya. Menurut National Weather Service, suhu ionosfer berfluktuatif sekitar -120 C hingga 2.000 C.
Angka tersebut adalah suhu yang sangat tinggi, namun faktanya lapisan ionosfer akan terasa dingin. Hal tersebut karena atmosfer yang tipis.
Baca juga: Dukungan Berbagai Lapisan Terhadap Proklamasi
Fungsi lapisan ionosfer, sebagai berikut:
Fungsi pertama dari ionosfer sebagai lapisan pelindung bumi adalah melindungi bumi dari berbagai benda langit yang jatuh seperti meteor.
Ionosfer juga menyerap sebagian besar radiasi sinar X, sinar gamma, dan sebagian besar sinar ultraviolet dari matahari sehingga tidak langsung jatuh ke bumi dan membahayakan kehidupan.
Lautan partikel bermuatan hasil ionisasi, memungkinkan pemantulan saluran radio dalam ionosfer. Pemantulan tersebut yang membuat manusia bisa tersambung ke siaran radio apapun.
Ionosfer diterpa oleh angin matahari yang menyebabkan ionisasi dan menghasilkan listrik. Dilansir dari Lumen Learning, energi tersebut berfungsi untuk memindahkan elektron dalam nitrogen dan oksigen dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi.
Setelah terkesitasi, atom dapat kembali ke kadaan dasar dan memancarkan cahaya tampak dalam prosesnya. Cahaya tersebut bisa berwarna hijau, merah, dan coklat, membantuk fenomena indah bernama aurora.
Baca juga: Struktur Lapisan Bumi dari yang Terdalam hingga ke Permukaan
Berikut ciri-ciri lapisan ionosfer: