Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alat Musik Tradisional NTB

Kompas.com - 07/05/2021, 17:17 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nusa Tenggara Barat (NTB) yaitu salah satu provinsi Indonesia yang terletak di bagian timur Indonesia, sebelah timur Pulau Bali.

Nusa Tenggara Barat merupakan rumah bagi tiga suku aslinya yaitu Suku Mbojo, Suku Sasak, dan Suku Samawa.

Suku bangsa yang mendiami Nusa Tenggara Barat kemudian melahirkan adat istiadat, bahasa, rumah tradisional, hingga kesenian tradisionalnya. Berikut adalah lima alat musik tradisional Nusa Tenggara Barat:

  • Serunai

Serunai merupakan alat musik tradisional aerofon (suaranya berasal dari angin) NTB yang dimainkan dengan cara ditiup asal sumbawa.

Di wilayah Bima, sarone disebut dengan silu sedangkan di wilayah Lombok disebut dengan pereret. Dilansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Serunai terbuat dari bulu dan daun lontar, silu terbuat dari kayu sawo dan perak, sedangkan pereret terbuat dari kayu ipil dan kayu kunyit.

Baca juga: 4 Alat Musik Daerah Jawa Barat

Serunai memiliki lima hingga enam buah lubang dengan satu lubang di bagian bawah. Masing-masing lubang serune menghasilkan nada yang membentuk tangga nada do-re-mi-fa-sol. Pada zaman dahulu, Serunai dimainkan bersama dengan kemenyan, bertujuan untuk menolak bala dan memikat gadis.

  • [Tangkapan Layar] alat musik Gendang Belek, NTBYoutube/ Utak Atik Otak [Tangkapan Layar] alat musik Gendang Belek, NTB
    Gendang Belek

Gendang Belek adalah alat musik tradisional NTB yang dimainkan dengan cara ditabuh. Gendang Belek dibuat dari kayu tap yang sudah tua dan dibuat seperti selongsong dengan diamter 30 sentimeter hingga 35 sentimeter dan lubangnya ditutupi dengan kulit sapi.

Gendang Belek kemudian dihiasi dengan kulit bermotif dan berwarna indah serta menarik. Gendang Belek pada awalnya ditabuh untuk menyemangati dan memberikan semangat bagi para prajurit yang akan pergi berperang dalam menbela kerajaan. Kemudian Gendang Gelek digunakan untuk mengiringi berbagai macam kesenian NTB.

  • Gambo

Vivi dan kawan-kawan dalam jurnaKontribusi Musik Gambo terhadap Perkembangan Islam di Kecamatan Sanggar Kabupate Bima (2021), menyebutkan bahwa Gambo adalah alat musik petik tradisional dari Suku Mbojo daerah Bima.

Gambo memiliki bentuk seperti gambus, gita, ataupun mandolin dengan senar dan bentuk badan seperti sengah labu. Gambo dihiasi dengan ornamen dan warna-warna yang memiliki makna filosofis.

Baca juga: Keunikan Alat Musik Dogdog, Gendang Khas Banten

  • Genggong

Genggong merupakan alat musik tradisional NTB yang mengeluarkan bunyi karena getaran. Sri Yaningdih dalam bukuPeralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional daerah Nusa tenggara barat (1988) menyebutkan bahwa nama genggong berasal dari geng yang berarti suara tinggi dan gong yang berarti suara rendah.

Genggong terdiri dari bagian utama dengan ukuran 20 x 2 sentimeter yang terbuat dari pelepah daun enau tua yang sudah kering.

Bagian selanjutnya adalah pelepah kayu yang lebih kecil dan diikat dengan benang pada bagian utamanya. Genggong dimainkan dengan meletakkannya di mulut lalu menarik talinga sehingga lidah genggong bergetar dan menghasilkan suara yang khas.

  • Palompong

Palompong adalah alat musik tradisional Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Palompong terdiri dari lima bilah kayu ringan (bisa kayu kenangan, kabong, ataupun kerora).

Pada awalnya palompong hanya diletakkan di atas paha dan dimainkan dengan cara dipukul oleh dua buah pemukul kayu. Namun seiring dengan perkembangan budaya, palompong disusun di atas sebuah balok kayu dan tetap dimainkan dengan cara dipukul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com