Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran Antasari, Pejuang Perang Banjar

Kompas.com - 05/02/2021, 15:59 WIB
Serafica Gischa

Penulis

KOMPAS.com - Perang Banjar merupakan perlawanan rakyat Banjar terhadap Belanda. Perang ini merupakan salah satu aksi perjuangan bangsa Indonesia yang menolak penjajah.

Sosok Pangeran Antasari tidak bisa dilepaskan dari berlangsungnya Perang Banjar yang terjadi pada 1859-1905.

Interaksi antara Belanda dan Kesultanan Banjar menimbulkan permasalahan di mana perlawanan Pangeran Antasasri menjadi puncaknya.

Berikut biografi Pangeran Antasari:

Kelahiran Pangeran Antasari

Pangeran Antasari memiliki nama asli Gusti Inu Kartapati yang lahir di Kayu Tangi, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan pada 1797.

Dilansir dari buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) oleh Mirnawati, Antasari dibesarkan dalam lingkungan Kesultanan Banjar.

Baca juga: Biografi Eduard Douwes Dekker, Penentang Sistem Tanam Paksa

Ayahnya merupakan Pangeran Masohut (Mas'ud), sedangkan ibunya Gusti Hadijah. Pangeran Antasari memiliki adik perempuan bernama Ratu Antasari (Ratu Sultan).

Pada tahun 1862, Pangeran Antasari diangkat sebagai pemimpin pemerintahan tertinggi, menggantikan ayahnya yang ditangkap dan dibuang olegh Belanda. Belanda memecah belah rakyat Banjar dengan cara mengadu domba.

Pangeran Antasari dalam Perang Banjar

Dalam buku Pangeran Antasari (1993) oleh M Idwar Saleh, pada bulan Mei 1859, Pangeran Antasari dan pasukannya berhasil menduduki seluruh wilayah Martapura.

Pangeran Antasari memiliki pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat Banjar. Ditengah perjuangannya melawan Belanda, justru Belanda semakin gencar melakukan politik adu domba.

Sehuingga lingkungan kerajaan menjadi terpecah belah dan rakyat Banjar saling bermusuhan.

Baca juga: Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator

Dengan penuh keprihatinan melihat kondisi rakyatnya, Pangeran Antasari menyerang tambang batu bara di Pengaron.

Serangan tersebut kemudian dikenal dengan Perang Banjar. Pangeran Antasari berhasil menaklukkan Belanda di Gunung Jabuk.

Melihat serangan Antasari yang semakin kuat, Belanda akhirnya menyerah dan berniat melakukan damai serta kerja sama.

Namun, niat tersebut ditolah Antasari yang tidak ingin berkompromi dengan penjajah manapun, termasuk Belanda.

Akhir hayat

Meski usianya sudah tua, Pangeran Antasari tidak pernah berhenti berjuang melawan penjajah. Ditengah-tengah perlawanannya, terjadi wabah cacar yang menyebar di seluruh Banjar. Pangeran Antasari dan pasukannya juga terjangkit wabah tersebut.

Baca juga: Biografi Sultan Hasanuddin, si Ayam Jantan dari Timur

Hingga akhirnya, Pangeran Antasari wafat karena penyakit cacar tersebut pada 11 Oktober 1862. Perjuangan Antasari terpaksa berhenti.

Beliau dimakamkan di Taman Makan Perang Banjar, Banjarmasin Utara. Untuk mengenang dan memberikan penghargaan kepada beliau, pada tanggal 27 Maret 1968 Pangeran Antasari resmi bergelar Pahlawan Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com