Dengan novel tersebut, Multatuli bisa membela keadilan di Jawa dan menyindir mentalitas kelas menengah Belanda.
Novel karangannya sekaligus membuka kesusasteraan modern di Belanda.
Buku karangan Multatuli ternyata sampaui di tangan para aktivis, politis sosialis-demokrat dan liberal di Belanda. Di mana mereka kemudian menuntut perubahan nasib rakyat jajahan.
Baca juga: Biografi dan Pemikiran Auguste Comte, Bapak Sosiologi
Hingga akhirnya Gubernur Jenderal Van den Bosch di Hindia Belanda diberhentikan dan sistem tanam paksa di hapuskan.
Tahun 1870, terdapat kebijakan baru untuk negeri jajahan, yaitu pemberian pendidikan di bawah konsep politik etis.
Setelah itu munculkan sekolah-sekolah seperti HIS, ELS, Mulo, AMS, dan lainnya. Dari sekolah-sekolah itulah kemudian muncul pergerakan kemerdekaan.
Multatuli secara tidak langsung membuka pemikiran bangsa Indonesia untuk merdeka dari penjajahan manapun.
Eduard Douwes Dekker menghabiskan masa hidupnya di Jerman bersama seorang anak yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri.
Di Jerman, Eduard banyak menulis naskah drama. Hingga akhirnya meninggal pada 19 Februari 1887.
Baca juga: Biografi Alexander Graham Bell, Penemu Telepon
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.