Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Cakalele, Tarian Perang Khas Maluku

Kompas.com - 04/02/2021, 17:45 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS.com - Tari Cakalele merupakan salah satu tari perang yang terkenal dari Indonesia. Tari Cakalele adalah tarian khas masyarakat Maluku.

Tari Cakalele adalah salah satu bentuk atraksi seni yang melambangkan, rasa keberanian, ketangkasan, keperkasaan dan rasa persekutuan.

Dikutip dari buku Mengenal Tarian dan Seni Maluku dan Halmahera (2010) karya M.Noor Said, tari Cakalele merupakan tari perang yang secara umum mempunyai jumlah penari sebanyak 5 sampai 30 penari.

Tari Cakalele menggambarkan perjuangan rakyat Maluku dalam membela kebenaran.

Bahkan tari perang tersebut pada awalnya dipertunjukkan untuk memberikan semangat kepada para pasukan dalam melawan penjajah.

Menurut cerita jika tarian ini merupakan penghormatan atas nenek moyang bangsa Maluku yang merupakan pelaut.

Baca juga: Tari Giring-Giring, Tarian Tradisional Khas kalimantan Tengah

Sebelum mengarungi lautan, para pelaut mengadakan ritual dengan mengadakan pesta makan, minum, dan berdansa.

Mereka percaya jika dengan ritual yang melibatkan tarian Cakalele akan mendapatkan restu dari arwah leluhur.

Ketika menarikan tarian tersebut, penari mengenakan pakaian perang. Pakaian yang dikenakan penari laki-laki lebih banyak didominasi warna-warna terang, yakni merah dan kuning tua.

Sementara untuk penari wanita (mai-mai) mengenakan pakaian yang berwarna putih.

Kelengkapan tari Cakalele

Sebagai kelengkapan saat menari, penari laki-laki dilengkapi dengan pedang yang digenggam oleh tangan dan salawaku (perisai). Sedangkan untuk penari wanita membawa sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.

Baca juga: Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Bapak Pramuka Indonesia

Pakaian dan kelengkapan yang dikenakan penari laki-laki memiliki lambang yaitu pakaian berwarna merah yang melambangkan jiwa kepahlawanan.

Bahwa penduduk Maluku mempunyai keberanian dan patriotisme saat melawan musuh.

Pedang melambangkan harga diri penduduk Maluku yang harus dipertahankan. Tameng serta teriakan lantang dalam tarian tersebut melambangkan protes kepada sistem pemerintahan yang tidak memihak kepada masyarakat.

Saat ini menari, penari menggunakan tutup kepala yang dihiasi oleh bulu burung Cendrawasih atau kain.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com