Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Emisi Karbon pada Daerah Perairan

Kompas.com - 18/01/2021, 14:44 WIB
Vanya Karunia Mulia Putri ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emisi karbon merupakan salah satu penyebab perubahan iklim di dunia. Secara perlahan bumi semakin memanas dan cuaca semakin tidak menentu.

Mengutip dari Cambridge Dictionarycarbon emissions atau yang dalam Bahasa Indonesia berarti emisi karbon merupakan karbon dioksida yang dihasilkan dari pesawat terbang, mobil, pabrik, dan lainnya, yang dianggap berbahaya bagi lingkungan sekitar.

Gas karbon yang dihasilkan, tidak hanya berbahaya untuk kehidupan makhluk di daratan saja. Namun, juga sangat berbahaya untuk makhluk hidup di perairan.

Dalam situs NativeEnergy, dijelaskan bahwa sekitar seperempat atau sepertiga dari seluruh emisi karbon di dunia diserap oleh lautan di bumi. Sebagian besarnya menetap serta disimpan oleh tumbuhan laut, seperti lamun (seagrass).

Dilansir dari situs Oceana, emisi karbon yang masuk dalam perairan laut secara perlahan mengubah sifat kimiawi air. Padahal, sifat di perairan ini sudah stabil sejak jutaan tahun lalu.

Ada banyak efek serta dampak negatif yang dihasilkan dari emisi karbon. Apa sajakah itu?

Pengasaman laut

Efek utama dari emisi karbon di perairan adalah pengasaman laut. Setidaknya selama 250 tahun terakhir, tingkat keasaman laut meningkat sebesar 30 persen. Hal ini dikarenakan laut menyerap sekitar 530 miliar ton karbon dioksida.

Pengasaman laut juga menyebabkan hewat laut bercangkang seperti kerang, lobster, dan lainnya terganggu. Selain itu, sifat air laut menjadi lebih korosif sehingga sangat berbahaya untuk hewan laut bercangkang.

Baca juga: Pemanasan Global: Proses, Penyebab, dan Dampaknya

Merusak ekosistem laut

Adanya emisi karbon dapat merusak ekosistem serta kehidupan bawah laut. Perairan yang terdampak atau terkena emisi karbon, cenderung memiliki kadar asam yang lebih tinggi.

Jika perairan memiliki kadar asam yang tinggi, hal ini bisa merusak karang, kerang, serta kehidupan ikan di bawah laut, yang secara perlahan bisa punah.

Para ilmuwan memprediksi jika kepunahan terumbu karang akan terjadi secara masal di abad ini. Namun, hal ini bisa dicegah dengan mengubah serta menghentikan kebiasaan yang memperparah pemanasan global.

Contohnya adalah menggunakan kendaraan yang ramah lingkungan, misalnya sepeda atau menggunakan transportasi umum yang telah disediakan pemerintah.

Hilangnya pendapatan nelayan dan sektor wisata

Saat ini, banyak kehidupan yang bergantung pada perairan laut. Misalnya nelayan yang mata pencahariannya dari hasil tangkapan laut.

Ikan menjadi susah didapat karena terkena emisi karbon, sehingga pendapatan nelayan berkurang.

Hilangnya sektor wisata seperti snorkeling serta diving, karena terumbu karang punah dan sudah tidak indah seperti dulu.

Selain itu, jika emisi karbon juga berpengaruh pada kita semua yang menjadikan ikan sebagai salah satu sumber makanan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com