Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Replikasi DNA: Teori-Teori Cara Duplikasi DNA

Kompas.com - 31/10/2020, 14:11 WIB
Silmi Nurul Utami,
Rigel Raimarda

Tim Redaksi

KOMPAS.com - DNA bertugas untuk menurunkan sifat induk kepada turunnya karena DNA memiliki kemampuan replikasi. Replikasi adalah pembentukan DNA baru yang sesuai dengan sifat DNA itu sendiri.

Replikasi DNA dapat dijelaskan oleh tiga teori yaitu teori semi-konservatif, teori konservatif, dan teori dispersif di mana ketiganya mnghasilkan DNA yang sama dengan DNA induknya.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Teori replikasi DNA

Teori Konservatif

Teori konservatif menjelaskan bahwa DNA bereplikasi dengan menggunakan DNA lama sebagai cetakan untuk DNA baru.

DNA lama disalin untuk membuat DNA baru yang sama persis tanpa mengubah DNA lama, membuat DNA lama tetap bertahan pada replikasi pertama, kedua, dan seterusnya.

Baca juga: Analisis DNA Ungkap Keberadaan Nenek Moyang Misterius di Afrika

Teori Dispersif

Teori dispersif mereplikasi DNA dengan cara memutus rantai DNA asli dan menggabungkannya secara acak dengan DNA baru.

 

Kode genetik turut memengaruhi pola kerja tubuh mengolah makanan. Misalnya, beberapa orang lebih sensitif terhadap makanan berlemak, lainnya mungkin mudah gemuk jika mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak.THINKSTOCKPHOTOS Kode genetik turut memengaruhi pola kerja tubuh mengolah makanan. Misalnya, beberapa orang lebih sensitif terhadap makanan berlemak, lainnya mungkin mudah gemuk jika mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak.

Terlihat pada gambar awal bahwa DNA baru yang terbentuk mengandung potongan potongan DNA lama secara acak. Walaupun potongan DNA lama disebar secara acak, informasi DNA baru akan tetap sama persis dengan DNA lamanya.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Teori semikonservatif

Teori Semikonservatif

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Matthew Meselson dan Franklin Stahl meneliti replikasi DNA pada bakteri E.Coli dan menemukan teori replikasi semikonservatif.

Menurut Meselson dan Stahl, untai ganda DNA akan terpisah di mana basa-basa nitrogen tidak saling berhubungan lagi.

Baca juga: Tak Ada Pribumi, Begini Tes DNA Tentukan Asal Usul Orang Indonesia

Pemisahan basa-basa nitrogen dibantu oleh enzim helikase. Dilansir dari yourgenome.org, setelah basa-basanya trpisah, DNA akan berbentuk seperti huruf Y, satu bagian adalah 3’ atau leading strand dan satu bagiannya lagi 5’ atau lagging strand.

Seperti yang terlihat pada gambar, masing-masing untai DNA lama akan membuat salinannya sendiri. DNA polimerase akan menambahkan basa-basa nitrogen kesepanjang untaian kedua DNA lama.

DNA 5’ kemudian ditambahkan fragmen Okazaki kesetiap untaiannya secara terputus-putus. Setelah semua basa terisi dengan urutan yang benar, DNA baru akan disegel oleh DNA ligase menghasilkan 2 untai DNA baru.

Teori semikonservatif menghasilkan dua turunan DNA yang terdiri atas satu untai lama dan satu untai baru heliks ganda dengan informasi yang sama persis dengan DNA lama.

 Baca juga: Ada Asam Amino di DNA Atmosfer Planet Venus, Benarkah Bukti Kehidupan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com