Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis-Jenis Ekosistem Pantai

Kompas.com - 27/10/2020, 18:29 WIB
Cahya Dicky Pratama,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Indonesia merupakan negara kedua yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia tercatat memiliki garis pantai sepanjang 81.000 kilometer. Garis pantai yang begitu panjang, membuat Indonesia memiliki ekosistem pantai yang beragam.

Dalam buku McKnight’s Physical Geography (2014) karya Darrel Hess, ekosistem merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan semua jenis organisme yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dalam suatu wilayah.

Ekosistem pantai Indonesia setidaknya terdiri atas empat jenis, yaitu

  1. hutan mangrove
  2. terumbu karang
  3. rumput laut
  4. padang lamun

Baca juga: Jenis-Jenis Vegetasi Alam

Berikut penjelasannya:

Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting di wilayah pantai. Sebab hutan ini memiliki dua fungsi sekaligus, yakni:

  1. Secara ekologis, hutan mangrove berperan sebagai penyedia nutrisi bagi biota perairan, penahan abrasi, dan tempat berkembang biak berbagai jenis ikan.
  2. Secara ekonomi, kayu dari hutan mangrove dapat digunakan sebagai bahan bakar, bahan bangunan, bahan kertas, dan bahan perabot rumah tangga.

Agar hutan mangrove dapat tumbuh subur, sebuah pantai setidaknya harus memiliki syarat-syarat, seperti daerahnya landai, aliran sungai banyak mengandung lumpur, memiliki muara sungai yang besar dan delta, temperatur antara 20 – 40 derajat celcius, dan kadar air garam laut antara 10-30 per mil.

Baca juga: Potensi Kemaritiman Indonesia: Hutan Mangrove

Dilansir dari buku Biogeografi (2018) karya Muhammad Zid dan Ode Sofyan Hardi, hutan mangrove di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatera, pantai barat dan selatan Kalimantan, dan sepanjang pantai Papua.

Sementara di Pulau Jawa, hutan mangrove yang cukup luas terdapat di sekitar Segara Anakan dekat daerah Cilacap.

  • Terumbu karang

Terbentuknya terumbu karang dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti temperatur antara 25-29 derajat celcius, kadar garam antara 30-35 per mil, dan ada tidaknya sedimentasi.

Sama seperti hutan mangrove, terumbu karang juga memiliki fungsi ekologis dan ekonomi. Secara ekologis, berperan sebagai penyedia nutrisi bagi biota perairan dan tempat berkembang biak berbagai jenis ikan.

Secara ekonomi, terumbu karang dapat menghasilkan berbagai jenis ikan, alga, teripang, dan kerang mutiara.

Baca juga: Hutan Tropis sebagai Paru-Paru Dunia

  • Rumput laut

Pertumbuhan rumput laut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi air laut yang jernih, suhu perairan sejuk, memiliki temperatur kurang lebih 25 derajat celcius, arus laut tidak begitu deras, dan kedalaman laut berkisar 20 – 30 meter.

Manfaat rumput laut sangat besar. Rumput laut dapat digunakan sebagai bahan baku makanan, kosmetik, dan obat.

  • Padang lamun di Tanakeke menjadi bagian menarik yang bisa disaksikan di pulau ini. Tempat ini juga layak menjadi salah satu destinasi wisata.
 KOMPAS/RENY SRI AYU Padang lamun di Tanakeke menjadi bagian menarik yang bisa disaksikan di pulau ini. Tempat ini juga layak menjadi salah satu destinasi wisata.
    Padang lamun

Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidup di dasar laut. Lamun hidup di perairan dangkal yang berlumpur dan berpasir lunak serta tebal.

Pertumbuhan lamun dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kedalaman perairan tidak lebih dari 10 meter, temperatur berkisar 20 – 30 derajat celcius, kadar garam berkisar 25 – 35%, dan kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik.

Fungsi utama padang lamun sebagai tempat berkembang biak berbagai jenis ikan dan udang. Selain itu, padang lamun juga befungsi sebagai perangkap sedimen sehingga terhindar dari erosi dan bahan baku untuk membuat pupuk dan kertas.

Baca juga: Mengapa Hutan Harus Diselamatkan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com