Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengelola Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan

Kompas.com - 15/10/2020, 15:07 WIB
Cahya Dicky Pratama,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Aspek ekonomi dan aspek lingkungan hidup merupakan aspek yang saling komplementer. Artinya, dua aspek tersebut saling melengkapi, tidak bisa dipisahkan.

Apabila pemenuhan aspek ekonomi tidak diikuti dengan pertimbangan aspek lingkungan hidup, maka yang terjadi adalah kerusakan lingkungan.

Oleh karena itulah, perlu diterapkan konsep pembangunan berwawasan lingkungan agar dua aspek tersebut bisa bersinergi.

Dilansir dari buku Kamus Geografi Istilah dan Penjabarannya (2016) karya Putri Fitria, pembangunan berwawasan lingkungan merupakan upaya peningkatan kesejahteraan dan mutu hidup rakyat.

Hal tersebut dilakukan dengan melestarikan kemampuan lingkungan hidup agar dapat menunjang pembangunan secara berkesinambungan.

Baca juga: Mengelola Sumber Daya Alam dengan Prinsip Ekoefisiensi

Pembangunan berwawasan lingkungan sama sekali tidak mengurangi nilai keuntungan. Justru kerugian akan muncul ketika pembangunan tidak mempertimbangkan aspek lingkungan hidup.

Contohnya adalah pembangunan di kawasan di Jakarta. Pembangunan yang begitu masif di Jakarta membuat kawasan hijau menjadi berkurang. Akibatnya resapan air yang berkurang.

Ketika resapan air berkurang maka menimbulkan banjir di kawasan Jakarta. Banjir membuat kegiatan ekonomi menjadi lumpuh.

Kondisi tersebut terus berulang setiap tahunnya. Bukan keuntungan ekonomi yang didapat, justru kerugian karena kegiatan ekonomi tidak bisa berjalan.

Pembangunan berwawasan lingkungan

Agar pembangunan berwawasan lingkungan dapat berjalan secara maksimal maka harus mempertimbangkan beberapa aspek.

Baca juga: Prinsip Ekoefisiensi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Dalam artikel jurnal Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis (2009) karya Imam Mukhlis, dijelaskan bahwa ada tiga aspek penting, yaitu:

  • Untuk sumber daya alam yang terbarukan, laju pemenuhan harus sama dengan laju generasi (produk lestari).
  • Untuk masalah lingkungan, laju pembuangan limbah harus setara dengan kapasitas asimilasi lingkungan.
  • Untuk sumber daya alam tidak terbarukan harus dimanfaatkan secara quasi sustainable, yaitu harus mengurangi laju deplesi dengan cara menciptakan energi alternatif.

Deplesi adalah berkurangnya harga perolehan atau nilai sumber alam, seperti tambang dan hutan kayu. Di mana penurunan tersebut diakibatkan dari pengolahan sumber alam menjadi persediaan.

Baca juga: Cara Mengoptimalkan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Daya Hayati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com