Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Semimiliter di Era Pendudukan Jepang

Kompas.com - 13/01/2020, 17:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

KOMPAS.com - Untuk memenangkan Perang Pasifik melawan negara-negara Barat, Jepang membutuhkan sumber daya Indonesia.

Selama menduduki Indonesia, Jepang membentuk sejumlah organisasi militer dan semimiliter untuk mempersiapkan kaum muda menjaga pertahanan Jepang.

Organisasi semimiliter yang dibentuk yakni:

  1. Barisan Pemuda Asia Raya
  2. San A Seinen Kutensho
  3. Korps Pemuda (Seinendan)
  4. Korps Kewaspadaan (Keibodan)
  5. Barisan Pelopor (Suishintai)
  6. Hizbullah (Kaikyo Seinen Teishinti)
  7. Barisan Berani Mati (Jibakutai)

Baca juga: PETA, Pasukan Indonesia Bentukan Jepang

Berikut penjelasan organisasi semimiliter bentukan Jepang seperti dikutip dari buku Masa Pendudukan Jepang di Indonesia (2019):

Barisan Pemuda Asia Raya

Sebelum membentuk organisasi semimiliter, Jepang telah membentuk organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan.

Organisasi-organisasi itu diisi anak muda. Anak muda dilatih prinsip dan tradisi bangsa Jepang yakni kedisiplinan dan semangat juang.

Selain itu, mereka juga mendapat pelatihan fisik khusus. Salah satunya lewat Barisan Pemuda Asia Raya yang merupakan sayap dari Gerakan Tiga A.

Baca juga: Heiho dan PETA, Organisasi Militer Bentukan Jepang

Barisan Pemuda Asia Raya diresmikan pada tanggal 11 Juni 1942. Barisan ini diketuai dr. Slamet Sudibyo dan SA Saleh.

BPAR diadakan dari tingkat pusat di Jakarta. Kemudian di daerah-daerah dibentuk Komite Penginsafan Pemuda.

Anggotanya terdiri atas unsur kepanduan. Komite ini menyesuaikan dengan situasi daerah masing-masing.

BPAR mengadakan program latihan dalam jangka waktu tiga bulan. Jumlah peserta tidak dibatasi.

Semua pemuda boleh masuk mengikuti latihan. Latihan BPAR menekankan pentingnya semangat dan keyakinan. Para pemuda digembleng untuk memimpin pemuda lainnya.

Baca juga: Gerakan Tiga A dan Propaganda Jepang

San A Seinen Kutensho

Selain BPAR, di bawah Gerakan Tiga A, Jepang juga membentuk San A Seinen Kutensho. San A Seinen Kutensho dibentuk oleh H Shimuzu dan Wakabayashi.

Pelatihan San A Seinen Kutensho diadakan selama 1,5 bulan. Latihan ini terbuka bagi mereka yang pernah aktif di organisasi, misalnya kepanduan.

Selain pelatihan kedisiplinan, San A Seinen Kutensho juga diajari keterampilan sehari-hari. Ada memasak, membersihkan rumah, dan berkebun.

Para pesertanya juga diajari bahasa Jepang. Total, ada 250 orang yang terlah dilatih.

Baca juga: Kedatangan Jepang di Indonesia, Mengapa Disambut Gembira?

Seinendan

Seinendan dibentuk pada 29 April 1943. Tujuannya, mendidik dan melatih pemuda pribumi agar dapat menjaga pertahanan.

Jepang sebenarnya membutuhkan para pemuda terlatih ini untuk jadi prajurit perangnya.

Rencananya, Seinendan akan ditempatkan sebagai barisan cadangan yang akan mempertahankan garis belakang.

Pembinaan Seinendan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Bagian Pengajaran, Olah Raga, dan Seinendan atau korps pemuda.

Pemuda yang direkrut yang berusia 14-22 tahun. Tidak hanya pemuda di desa dan sekolah, Jepang juga merekrut hingga ke pabrik dan perumahan.

Baca juga: Pemerintahan Sipil Jepang di Indonesia

Ada bagian khusus putri yakni Josyi Seinendan yang dibentuk pada 1944.

Untuk menyukseskan Seinendan, Jepang juga memperluas Seinen Kunrensyo atau Lemaga Pelatihan-pelatihan Pemuda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com