Perpindahan serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik terjadi pada bunga itu sendiri atau antar bunga yang berbeda tetapi dalam satu tanaman.
Baca juga: Saatnya Berwisata ke Yogyakarta, Bunga Amarilis Patuk Mulai Mekar
Penyerbukan ini akan menghasilkan hasil yang sama dengan bunga tersebut. Tanaman yang melakukan penyerbukan sendiri disebut tanaman menyerbuk sendiri atau mandiri.
Biasanya penyerbukan terjadi ketika bunga belum mekar atau dalam kondisi tertutup yang disebut penyerbukan kleistogami (penyerbukan tertutup).
Penyerbukan terhadap bunga yang sudah mekar oleh serbuk sari dari berbagai bunga secara bebas.
Perkawinan melalui penyerbukan terbuka dikenal dengan kasmogami.
Penyerbukan terbuka terjadi bila putik dan serbuk sari masak setelah bunga mekar pada waktu yang bersamaan. Penyerbukan tetangga ini masuk dalam penyerbukan silang.
Penyerbukan yang terjadi jika serbuk sari yang jatuh di kepala putik berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda jenis.
Baca juga: Segarnya Melati dan Bunga Jeruk dalam Wewangian Baru LÓccitane
Contohnya, serbuk sari dari jambu batu berdaging merah jatuh ke kepala putik dari jambu batu berdaging putih.
Beberapa jenis tumbuhan tidak bisa melakukan penyerbukan secara mandiri karena beberapa alasan, diantaranya:
Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat di individu yang berbeda, seperti tanaman mlinjo dan salak.
Putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersama. Bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya disebut Protandri. Contohnya, bunga jagung, seledri, dan bawang bombay.
Sebaliknya, putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sari disebut protogini, misalnya bunga cokelat dan alpukat.
Baca juga: Sayur Genjer, Menu Khas Bunga Rampai, Restoran Terbaik di Jakarta 2019
Serbuk sari dari bunga tidak dapat jatuh ke kepala putik tanpa bantuan manusia atau hewan. Seperti, anggrek dan vanili.
Bunga yang memiliki benang sari dan tangkai putik tidak sama panjang. Contohnya, kopi, kaca piring, dan kina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.