Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikroplastik Ditemukan di Plasenta Manusia, Apa Efeknya?

Kompas.com - 29/02/2024, 11:00 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Tiga tahun yang lalu ilmuwan pertama kali menemukan mikroplastik di plasenta manusia. Namun kasus ini ternyata hanya puncak gunung es.

Beberapa tahun kemudian, pada awal tahun 2023, peneliti mengumumkan bahwa mereka telah menemukan partikel mikroskopis plastik di 17 plasenta berbeda.

Baca juga: Jumlah Kasus Mikroplastik Terdeteksi di Plasenta Manusia Meningkat

Lalu pada akhir tahun 2023, sebuah penelitian lokal di Hawaii menganalisis 30 plasenta yang disumbangkan antara tahun 2006 hingga 2021.

Lagi-lagi peneliti menemukan kontaminasi plastik telah meningkat secara signifikan dari waktu ke waktu.

Kini dengan menggunakan teknik baru, peneliti kembali mengidentifikasi partikel kecil dan serat plastik berukuran kurang dari satu mikron dalam sampel plasenta terbesar yang pernah ada.

Mengutip Science Alert, Selasa (27/2/2024) dari 62 sampel jaringan yang diteliti, tim menemukan mikroplastik dengan berbagai konsentrasi di setiap sampel.

Konsentrasi ini berkisar antara 6,5 hingga 685 mikrogram per gram jaringan, jauh lebih tinggi daripada tingkat yang ditemukan dalam aliran darah manusia.

Peneliti mengungkap separuh plastik yang ditemukan di plasenta adalah polietilen, plastik yang paling umum diproduksi untuk membuat tas dan botol sekali pakai.

Partikel plastik lain yang diidentifikasi termasuk polivinil klorida, nilon, dan polipropilen, yang semuanya mungkin berusia beberapa dekade, telah terlapuk dan teroksidasi selama bertahun-tahun di lingkungan sebelum terhirup atau tertelan oleh manusia.

Dampak mikroplastik di plasenta

Belum ada yang mengetahui dampak polusi plastik ini terhadap kesehatan janin atau ibu.

Baca juga: Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Meskipun mikroplastik telah ditemukan di setiap organ utama tubuh manusia, termasuk otak, tidak diketahui apakah polutan ini bersifat sementara atau permanen dan menimbulkan ancaman terhadap kesehatan.

Namun ketika polusi plastik di lingkungan terus memburuk, kontaminasi pada plasenta akan terus meningkat karena manusia menghirup dan menelan lebih banyak plastik dibandingkan sebalumnya.

"Jika dosisnya terus meningkat, kita mulai khawatir. Seluruh kehidupan mamalia dan tanaman bisa terkena dampaknya," jelas ahli biologi Matthew Campen dari Universitas New Mexico.

Menentukan berapa banyak mikroplastik yang terakumulasi dalam jaringan manusia terbukti sangat sulit mengingat ukuran partikelnya yang sangat kecil.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan telah berupaya menemukan metode pendeteksian yang dapat mengukur massa polutan ini dan menentukan merek plastik spesifiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com