KOMPAS.com - Jika ada pertanyaan mengenai apa gunung tertinggi di dunia? Mayoritas dari kita akan menjawab Gunung Everest sebagai gunung paling tinggi.
Namun, apakah itu benar?
Baca juga: Planet yang Memiliki Gunung Tertinggi di Tata Surya
Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia yang berada di atas permukaan laut.
Tingginya mencapai 8.849m mdpl, menjadikannya sebagai salah satu tanah dengan ketinggian tertinggi di Bumi.
Namun secara teknis, ternyata Everest bukanlah gunung tertinggi di dunia, jika kita memperhitungkan gunung-gunung yang terletak di bawah permukaan laut.
Gunung tertinggi di dunia dari dasar hingga puncak saat ini adalah Mauna Kea, gunung berapi yang sudah lama tidak aktif berada di Hawaii, Amerika Serikat.
Gunung Mauna Kea memiliki tinggi sekitar 10.205 m (33.481 kaki), lebih tinggi dari Gunung Everest yang tingginya 8.849 m (29.032 kaki).
Sebagian badan gunung Mauna Kea berada di bawah air perairan Samudra Pasifik.
Gunung ini berada sekitar 6.000 meter di bawah laut, dengan ketinggian 4.205 meter di atas permukaan laut. Sehingga secara keseluruhan, Mauna Kea sekitar 1,4 km lebih tinggi dari Everest.
Mauna Kea merupakan gunung berapi yang sudah tidak aktif selama sekitar 4.500 tahun.
Berdasarkan pengukuran dari dasar hingga puncak, Gunung tertinggi kedua di dunia juga berada di Hawaii, Amerika Serikat. Mauna Loa, gunung berapi aktif dengan total ketinggian 9,17 km (5 km di bawah air).
Baca juga: Gunung Ini Naik Pangkat Jadi Gunung Tertinggi di Inggris, Kok Bisa?
Terakhir kali Gunung Mauna Loa meletus adalah pada tanggal 27 November 2022. Letusan ini berlangsung selama 15 hari.
Letusan tersebut cukup besar, meskipun demikia, untungnya tidak ada ancaman terhadap penduduk di daerah tersebut.
Gunung-gunung tertinggi di atas kebanyakan sudah setinggi itu saat terbentuk.
Dilansir dari livescience.com, gunung terbentuk melalui berbagai aktivitas geologi yang berlangsung selama jutaan tahun. Beberapa cara utama gunung terbentuk adalah:
Baca juga: Aliran Magma Gunung Islandia Pecahkan Rekor Tercepat dalam Sejarah
Magma yang naik dari mantel bumi dapat membentuk gunung berapi. Ketika magma mencapai permukaan, itu mendapat mendingin dan mengeras, membentuk kerucut gunung berapi. Cara ini sama dengan tektonisme lempeng secara transform.
Erosi oleh air, angin, dan gletser dapat menggerus batuan dan tanah di sekitar gunung, sehingga membuat gunung tampak lebih tinggi.
Gempa bumi dapat menyebabkan tanah terangkat dan membentuk gunung.
Proses pembentukan gunung membutuhkan waktu yang sangat lama, dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti jenis batuan, iklim, dan aktivitas manusia.