Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Wajah Semut yang Rumit Punya Manfaat Tak Terduga

Kompas.com - 08/01/2024, 12:35 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proyek yang dilakukan selama pandemi Covid-19 ternyata menghasilkan sesuatu yang terduga.

Proyek dari Kennesaw State University di Georgia yang merupakan gagasan ahli entomologi Clint Penick ini memang tidak biasa.

Ia meminta murid-muridnya untuk mempelajari wajah semut di mana mereka mengambil gambar jarak dekat dan melihat secara detail pola wajah serangga itu.

Foto-foto itu pun berhasil mengungkap pola dan gagasan bahwa tekstur dan pola berbeda yang ditemukan pada wajah semut dapat memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup mereka.

Baca juga: Seperti Apa Bau Semut?

Fungsi pola wajah semut

Mengutip IFL Science, Sabtu (6/1/2024) wajah semut sangat detail dan bervariasi.

Kebanyakan semut memiliki permukaan luar yang halus namun ada juga yang mengembangkan pola yang rumit, seperti lekukan kecil atau mirip retakan di lumpur. 

Sehingga menurut Penick ada lebih dari 150 istilah untuk menggambarkan detail wajah yang berbeda-beda.

Dari 11.739 gambar yang dihasilkan tersebut Penick kemudian menemukan kategori pola wajah semut yang lebih luas seperti halus, retikulat, lurik, belang-belang dan berbonggol.

Sistem klasifikasi ini juga membantu menjawab pertanyaan seperti mengapa pola-pola berbeda berevolusi dan apa perannya dalam perilaku semut.

Peneliti menyebut pola wajah tersebut sebagai pahatan mikro dan menyatakan ada bukti kuat bahwa wajah halus adalah ciri nenek moyang sebagian besar wajah semut.

Baca juga: Cara Semut Mengobati Diri Ketika Terinfeksi

Namun melansir Science News, Sejak semut pertama kali muncul sekitar 160 juta hingga 140 juta tahun yang lalu di dekat awal Zaman Kapur, berbagai tekstur wajah sebenarnya telah muncul, menghilang, dan terkadang muncul kembali.

Lebih lanjut, meski peneliti tidak 100 persen yakin mengenai peran pola-pola wajah yang berbeda pada semut, mereka berpendapat bahwa pola dapat membantu mencegah semut kehilangan kelembapan, memengaruhi komunikasi, dan bahkan interaksi antar semut dan mikroba yang bersentuhan dengannya.

Untuk penelitian lebih lanjut, peneliti berharap dapat membandingkan pola wajah pada tingkat spesies yang dapat membantu mengetahui tekanan yang menyebabkan berkembangnya pola wajah yang berbeda.

Studi mengenai pola wajah ini dipublikasikan di Myrmecological News.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com