Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemari Lingkungan, Limbah Plastik Kosmetik Tidak Hanya dari Kemasannya

Kompas.com - 18/11/2023, 11:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Namun, microbeads lebih banyak ditemukan pada rentang ukuran 1 sampai 50 mikrometer. Ukuran ini membuat microbeads tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Baca juga: Pertama Kali, Mikroplastik Ditemukan di Jaringan Jantung Manusia

Sementara itu, microbeads terdapat dalam persentase yang berbeda dalam rentang kurang dari 1 persen hingga 90 persen. 

Misalnya, gel mandi dengan exfoliator atau scrub bisa mengandung kasaran jumlah mikroplastik yang sama dengan plastik di kemasannya.

Menurut hasil survei Cosmetics Europe, di seluruh negara Uni Eropa, termasuk Norwegia dan Swiss pada tahun 2012, terdapat sekitar 4360 ton microbeads yang digunakan dalam formula kosmetik. 93 persen dari total microbeads tersebut adalah microbeads berjenis polyethylene (PE).

Bagaimana solusinya?

Limbah mikroplastik merupakan isu yang harus semakin disadari oleh berbagai pihak sehingga solusinya bisa dilakukan secara optimal.

UNEP menjelaskan bahwa riset dalam produksi kosmetik diperlukan untuk mengembangkan alternatif plastik dalam kosmetik.

Microbeads dalam kosmetik tidak bisa digantikan dengan plastik biodegradable seperti polylactic acid (PLA) karena sifat PLA hanya bisa terurai dalam proses industri dengan panas tinggi.

Namun alternatif plastik dalam kosmetik bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk ditemukan dan dikembangkan.

Ada berbagai material lebih ramah lingkungan lainnya yang bisa dikembangkan sehingga memiliki fungsi yang sama dengan plastik-plastik dalam kosmetik.

Baca juga: Di Mana Mikroplastik yang Terhirup Mengendap di Tubuh Manusia?

Produksi kosmetik yang lebih bersih dan bebas dari komposisi plastik berpotensi untuk jadi solusi dari permasalahan lingkungan ini.

Di sisi lain, edukasi mengenai limbah mikroplastik dari kosmetik diperlukan bagi para konsumen sehingga konsumen sadar pentingnya produk kosmetik bebas plastik.

Selain itu, dalam sebuah riset terbaru pada jurnal Environmental Pollution (2023), Mukesh Kumar Awasthi, seorang peneliti lingkungan dari Cina, menerangkan bahwa teknologi di masa depan untuk mengurai limbah plastik bisa dikembangkan lebih lanjut.

Meskipun saat ini strategi yang ramah lingkungan seperti teknik bioremediasi mikrobial menjadi proses yang memakan waktu cukup lama, alternatif sistem penguraian mikroplastik di perairan masih bisa dikembangkan.

Salah satunya dengan penelitian lanjutan dan implementasi teknologi berdasarkan perangkat sensor yang bisa mendeteksi keberadaan cemaran mikroplastik di perairan seperti danau, sungai, dan laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com