Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemari Lingkungan, Limbah Plastik Kosmetik Tidak Hanya dari Kemasannya

Kompas.com - 18/11/2023, 11:00 WIB
Sarah Adhira Rahmah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Limbah plastik jadi cemaran yang sangat umum ditemukan, baik di daratan maupun perairan. Selain sulit terurai, plastik bisa terpecah dalam ukuran partikel yang sangat kecil yang disebut sebagai mikroplastik.

Limbah mikroplastik bisa terbawa aliran air dan berakhir mencemari laut ataupun mengendap di tanah.

Baca juga: Jangan Mudah Percaya Semua yang Tertulis di Label Kosmetik

Salah satu sumber cemaran mikroplastik adalah limbah dari produk kosmetik, baik dalam proses industrinya ataupun penggunaannya.

Namun, tahukah Anda bahwa limbah plastik produk kosmetik tidak hanya berasal dari kemasannya?

Bahaya mikroplastik dalam kosmetik

Dilkutip dari jurnal Sustainability (2023), Shampa Ghosh, peneliti dari India menyebutkan bahwa produk kosmetik memang banyak menggunakan plastik sebagai material kemasan.

Namun, hakikatnya limbah plastik kosmetik tidaklah sesederhana itu. Ketika limbah berbentuk kemasan plastik bisa didaur ulang, hal yang berbeda terjadi pada limbah plastik yang berbentuk komponen kosmetik itu sendiri.

Dikutip dari laporan Badan PBB untuk Lingkungan Hidup berjudul "Plastics in Cosmetics: Are we polluting the environment through our personal care?"  tahun 2015, sebagian kosmetik juga mengandung plastik sebagai komposisinya.

Contoh mikroplastik dalam kosmetik adalah sisa scrub dalam sabun cuci muka.

Tidak hanya itu, mikroplastik yang berukuran lebih kecil bisa terkandung dalam deodoran, sampo, maskara, eye shadow, masker wajah, pelembab, dan lain sebagainya.

Meskipun sifatnya cenderung aman digunakan pada kulit ataupun bagian luar tubuh manusia lainnya, mikroplastik dalam kosmetik ini dapat menjadi limbah ketika terbawa dalam aliran air drainase.

Baca juga: Makin Mengkhawatirkan, Kini Mikroplastik Ditemukan di Awan

Mikroplastik berbahaya bagi lingkungan karena membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai melalui rute penguraian oksidatif ataupun fotodegradasi dengan bantuan cahaya matahari.

Sifat dan jenis mikroplastik kosmetik

Plastik yang dapat mencemari perairan ini adalah sintetis (buatan) dan berbentuk padatan yang tidak dapat larut dalam air. Plastik ini cenderung berbentuk partikel kecil.

Maka itu, jenisnya disebut sebagai microbeads. Salah satu contohnya yang bisa terlihat oleh mata adalah scrub dalam sabun cuci muka.

Microbeads dari kosmetik bisa terbuat dari beragam jenis plastik, misalnya polystyrene (PS), polyethyleneterephtalate (PET) yang berfungsi sebagai pengatur kekentalan, polybutyleneterephtalate (PBT), kopolimer akrilat, ataupun kopolimer etilene/propilen stirena dan butilen/propilen stirena.

Ukuran dan jumlah mikroplastik dari kosmetik

Dalam laporan tersebut, UNEP menyebutkan bahwa microbeads didefinisikan untuk setiap partikel padatan mikroplastik yang berukuran lebih kecil dari 5 milimeter.

Namun, microbeads lebih banyak ditemukan pada rentang ukuran 1 sampai 50 mikrometer. Ukuran ini membuat microbeads tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Baca juga: Pertama Kali, Mikroplastik Ditemukan di Jaringan Jantung Manusia

Sementara itu, microbeads terdapat dalam persentase yang berbeda dalam rentang kurang dari 1 persen hingga 90 persen. 

Misalnya, gel mandi dengan exfoliator atau scrub bisa mengandung kasaran jumlah mikroplastik yang sama dengan plastik di kemasannya.

Menurut hasil survei Cosmetics Europe, di seluruh negara Uni Eropa, termasuk Norwegia dan Swiss pada tahun 2012, terdapat sekitar 4360 ton microbeads yang digunakan dalam formula kosmetik. 93 persen dari total microbeads tersebut adalah microbeads berjenis polyethylene (PE).

Bagaimana solusinya?

Limbah mikroplastik merupakan isu yang harus semakin disadari oleh berbagai pihak sehingga solusinya bisa dilakukan secara optimal.

UNEP menjelaskan bahwa riset dalam produksi kosmetik diperlukan untuk mengembangkan alternatif plastik dalam kosmetik.

Microbeads dalam kosmetik tidak bisa digantikan dengan plastik biodegradable seperti polylactic acid (PLA) karena sifat PLA hanya bisa terurai dalam proses industri dengan panas tinggi.

Namun alternatif plastik dalam kosmetik bukanlah sebuah hal yang mustahil untuk ditemukan dan dikembangkan.

Ada berbagai material lebih ramah lingkungan lainnya yang bisa dikembangkan sehingga memiliki fungsi yang sama dengan plastik-plastik dalam kosmetik.

Baca juga: Di Mana Mikroplastik yang Terhirup Mengendap di Tubuh Manusia?

Produksi kosmetik yang lebih bersih dan bebas dari komposisi plastik berpotensi untuk jadi solusi dari permasalahan lingkungan ini.

Di sisi lain, edukasi mengenai limbah mikroplastik dari kosmetik diperlukan bagi para konsumen sehingga konsumen sadar pentingnya produk kosmetik bebas plastik.

Selain itu, dalam sebuah riset terbaru pada jurnal Environmental Pollution (2023), Mukesh Kumar Awasthi, seorang peneliti lingkungan dari Cina, menerangkan bahwa teknologi di masa depan untuk mengurai limbah plastik bisa dikembangkan lebih lanjut.

Meskipun saat ini strategi yang ramah lingkungan seperti teknik bioremediasi mikrobial menjadi proses yang memakan waktu cukup lama, alternatif sistem penguraian mikroplastik di perairan masih bisa dikembangkan.

Salah satunya dengan penelitian lanjutan dan implementasi teknologi berdasarkan perangkat sensor yang bisa mendeteksi keberadaan cemaran mikroplastik di perairan seperti danau, sungai, dan laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com