Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Temukan Titanium Oksida Berpotensi Hilangkan Polutan Air Limbah

Kompas.com - 13/10/2023, 12:30 WIB
Usi Sulastri,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Air limbah adalah masalah lingkungan utama di seluruh dunia dan keberadaannya memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan manusia dan seluruh makhluk hidup.

Sebuah studi baru menemukan potensi yang terkandung dalam titanium oksida yang dapat membantu mengurai dan menghilangkan polutan dalam air limbah.

Sebagian besar air limbah yang mencemari lingkungan, dihasilkan dari rumah tangga dan industri. Secara global, air limbah yang dapat dihasilkan yakni hampir 380 miliar kubik ton setiap tahun.

Pengolahan air limbah telah menjadi fokus utama, namun para peneliti di Fakultas Teknik Universitas Drexel, dalam sebuah studi baru mengklaim, mungkin telah menemukan solusi dengan memanfaatkan nanofilamen kecil.

Baca juga: Studi Temukan Kupu-kupu Gunakan Ekornya untuk Hindari Pemangsa

Potensi titanium oksida mengolah air limbah

Dilansir dari Science Daily, Selasa (10/10/2023), studi ini dipimpin Michel Barsoum, seorang profesor Universitas Distinguished menemukan, titanium oksida terstruktur lepidocrocite mampu mengurai polutan pewarna seperti rhodamin 6G dan kristal violet.

Dalam waktu 30 menit, bahan ini berhasil mengurangi konsentrasi pewarna dalam air masing-masing sebesar 90 persen dan 64 persen.

"Kami berharap integrasi fotokatalis titanium oksida ke dalam proses saat ini dapat meningkatkan efektivitas dan mengurangi konsumsi energi," ujar Barsoum.

Tim penelitian menggunakan berbagai teknik karakterisasi seperti difraksi sinar-X, pemindaian elektron, dan mikroskop elektron transmisi untuk menganalisis nanomaterial.

Mereka juga memantau sampel menggunakan spektroskopi ultraviolet-visible dan mengukur mineralisasi berdasarkan permintaan oksigen kimia untuk memantau dekolorisasi pewarna.

Baca juga: Studi Temukan Bau Paling Enak di Dunia, Apa itu?

Hasilnya menunjukkan, nanofilamen memiliki potensi besar untuk pengolahan air limbah dengan kemampuan adsorpsi pewarna yang tinggi.

Selain itu, nanofilamen ini mampu meningkatkan efisiensi pengolahan air dan memiliki aplikasi potensial dalam sel surya, perangkat optik, dan pemisahan hidrogen untuk pembangkit bahan bakar hijau.

Penggunaan titanium oksida dalam pengolahan air limbah industri tekstil adalah solusi yang menjanjikan untuk mengatasi masalah pewarna beracun dalam limbah cair.

Baca juga: Studi Temukan Ikan Air Tawar Pulih dari Pencemaran Merkuri dalam Hitungan Tahun

Ilustrasi air limbah, limbah cair, tempat pengolahan limbah cair.SHUTTERSTOCK/kittirat roekburi Ilustrasi air limbah, limbah cair, tempat pengolahan limbah cair.

Ini adalah metode yang efektif, berkelanjutan, dan ekonomis yang dapat membantu melindungi ekosistem dan kesejahteraan manusia.

Faktor yang memengaruhi aktivitas titanium

Dikutip dari jurnal MDPI, yang diterbitkan tahun 2021, pengembangan dan aplikasi nanokomposit berbasis titanium oksida dan seng oksida sebagai katalis menjanjikan untuk menghilangkan polutan organik dari air dan air limbah.

Aktivitas fotokatalitik nanokomposit titanium dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti luas permukaan, konsentrasi ion logam dopan, pH, dan beban katalis.

Nanomaterial dengan luas permukaan yang tinggi menunjukkan memiliki aktivitas katalitik yang lebih baik. 

Baca juga: Studi Temukan Rata-rata Anjing Tahu 89 Kata dan Frasa

Penelitian menunjukkan, nanokatalis dengan permukaan yang luas (36,6 m2/g) menunjukkan aktivitas fotokatalitik yang lebih tinggi daripada sampel lainnya.

Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa luas permukaan juga berkaitan dengan situs aktif pada permukaan katalis, yang meningkatkan aktivitas fotokatalitik.

Efisiensi reaksi fotokatalitik dapat dipengaruhi oleh jumlah katalis yang digunakan. Namun, peningkatan lebih lanjut dalam pemuatan katalis dapat menyebabkan degradasi yang stabil dengan dampak negatif.

Para peneliti juga mencatat bahwa pada pH di atas 7, permukaan nanokatalis menjadi bermuatan negatif.

Menghasilkan tolakan elektrostatik antara pewarna biru metilen dan katalis, mengurangi efisiensi degradasi fotokatalitik.

Baca juga: Studi Temukan Hubungan Virus Corona SARS-CoV-2 dan Sel Paru-paru Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com