Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Firaun Mesir Kuno Berhenti Membangun Piramida?

Kompas.com - 06/09/2023, 12:30 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selama lebih dari satu milenium, firaun Mesir kuno membangun piramida, struktur raksasa berbentuk menyerupai limas.

Firaun Mesir membangun piramida antara masa Raja Djoser (memerintah 2630 hingga 2611 SM), yang membangun piramida berundak di Saqqara, hingga masa Raja Ahmose I (memerintah 1550 hingga 1525 SM), yang membangun piramida kerajaan terakhir yang diketahui di Mesir.

Piramida ikonik ini menampilkan kekuasaan, kekayaan, dan mempromosikan keyakinan agama para firaun.

Namun orang Mesir kuno kemudian berhenti membangun piramida tidak lama setelah Kerajaan Baru dimulai.

Baca juga: Mengapa Banyak Anak Mesir Kuno Menderita Anemia?

 

Firaun Mesir kuno berhenti membangun piramida

Dikutip dari Live Science, Selasa (5/9/2023) konstruksi piramida Mesir kuno tampaknya berkurang setelah masa pemerintahan Ahmose. Para firaun malah dimakamkan di Lembah Para Raja dekat Ibu kota Mesir kuno Thebes.

Makam kerajaan paling awal yang dikonfirmasi di lembah tersebut dibangun oleh Thutmose I, yang memerintah 1504 hingga 1492 SM.

Pendahulunya, Amenhotep I, yang memerintah 1525 hingga 1504 SM, mungkin juga membangun makamnya di Lembah Para Raja, meski pun hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli Mesir Kuno.

Tidak sepenuhnya jelas mengapa firaun berhenti membagun piramida. Namun masalah keamanan mungkin menjadi salah satu faktornya.

"Ada banyak teori. Tetapi karena piramida pasti dijarah, menyembunyikan pemakaman kerajaan di lembah yang jauh dan mungkin dengan banyak penjaga kuburan, pasti berperan untuk mengatasi masalah itu," ungkap Peter Der Manuelian, seorang profesor Egyptology di Universitas Harvard.

Baca juga: Mengapa Orang Mesir Kuno Terobsesi dengan Kucing?

Salah satu catatan sejarah yang mungkin menyimpan petunjuk penting tentang dihentikannya pembangunan piramida oleh firaun Mesir kuno, ditulis oleh seorang pria bernama "Ineni", yang bertugas membangun makam Thutmose I di Lembah Para Raja.

Ineni menulis, "Saya mengawasi penggalian makam tebing Yang Mulia sendirian - tidak ada yang melihat, tidak ada yang mendengar."

Catatan tersebut menunjukkan bahwa kerahasiaan adalah pertimbangan utama.

Piramida dan Great Sphynx of Giza di Mesir. Salah satu bangunan yang dibangun di masa Mesir kuno.Unsplash/Spencer Davis Piramida dan Great Sphynx of Giza di Mesir. Salah satu bangunan yang dibangun di masa Mesir kuno.

Pemakaman firaun Mesir di Lembah Para Raja

Topografi alami Lembah Para Raja dapat menjelaskan mengapa Lembah Para Raja menjadi lokasi favorit untuk makam kerajaan.

Puncaknya memiliki bentuk agak mirip piramida. Sehingga semua makam kerajaan yang dibangun di lembah seakan ditempatkan di bawah piramida.

Mark Lehner, direktur dan presiden Asosiasi Penelitian Mesir Kuno dalam bukunya "The Complete Pyramids: Solving the Ancient Mysteries" menyebutkan bagi firaun Mesir, piramida penting karena merupakan tempat kenaikan dan transformasi menuju akhirat.

Selain itu, topografi Luxor yang menjadi ibu kota Mesir pada masa Kerajaan Baru (1550 hingga 1070 SM) mungkin juga berperan dalam penurunan konstruksi piramida.

Area tersebut terlalu terbatas ruangnya dan juga terdapat banyak gundukan. Dengan kata lain, ibu kota ini mungkin terlalu kecil dan secara arsitektur menantang bila ingin membangun piramida baru.

Baca juga: Mengapa Sungai Nil Sangat Penting untuk Masyarakat Mesir Kuno?

Perubahan agama yang menekankan pembangunan makam di bawah tanah adalah kemungkinan alasan lain orang Mesir berhenti membuat piramida.

“Pada masa Kerajaan Baru, konsep perjalanan malam raja melalui Dunia Bawah Tanah menjadi sangat populer, dan hal ini memerlukan perencanaan makam yang canggih yang dipahat pada batuan dasar di bawah tanah,” kata Miroslav Bárta, ahli Mesir Kuno.

Makam bawah tanah yang dipahat di Lembah Para Raja sangat cocok dengan konsep ini.

Kendati para firaun berhenti membangun piramida, orang-orang kaya terus melakukan praktik tersebut. Misalnya saja, makam berusia 3.300 tahun di Abydos, dibangun untuk seorang juru tulis bernama Horemheb.

Selama milenium pertama SM, bangunan piramida juga menjadi populer di Nubia, sebuah wilayah yang mencakup wilayah yang sekarang disebut Sudan dan sebagian Mesir selatan.

Bangsa Nubia membangun piramida untuk keluarga kerajaan dan perorangan. Berapa banyak yang mereka bangun masih belum jelas.

Namun Lehner mencatat dalam bukunya ada sekitar 1800 piramida kerajaan. Sementara penelitian arkeologi baru-baru ini mengungkapkan ada lebih banyak lagi piramida yang dibangun untuk perorangan.

Penguasa Nubia terus membangun piramida hingga sekitar 1.700 tahun yang lalu.

Baca juga: Mengapa NASA Tidak Menggunakan Pensil di Luar Angkasa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com