Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sisi Gelap Gurun Atacama yang Tidak Banyak Diketahui

Kompas.com - 23/07/2023, 12:34 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gurun Atacama yang terletak di Chili dikenal sebagai tempat terkering di dunia.

Namun mungkin ada hal yang belum banyak diketahui oleh publik. Bagian Gurun Atacama rupanya menjadi tempat pembuangan tumpukan pakaian yang tidak terjual.

Baca juga: Tak Hanya di Mesir, Mumi Burung juga Ditemukan di Gurun Atacama

Sejumlah besar pakaian yang tidak terjual di Eropa, Amerika Utara, dan Asia berakhir di sini.

Pakaian sisa

Mengutip IFL Science, Sabtu (22/7/2023) sebelum berakhir di gurun Atacama, pakaian sisa dan bekas dijual ke pedagang yang membeli pakaian impor melalui pelabuhan Iquique di zona bebas Alto Hospicio, Chili Utara.

Sementara pembeli dari ibukota Santiago di selatan Chili membeli beberapa pakaian dan mendistribusikannya kembali di sekitar Amerika Latin dan sekitarnya.

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Pakaian Kita Turut Mencemari Lingkungan

Tetapi sebagian besar tetap tidak terjual dan akhirnya dibuang di Gurun Atacama.

Investigasi oleh Greenpeace Jerman pada tahun 2021 menemukan bahwa rata-rata hingga 20 ton pakaian bekas dibuang secara ilegal di Gurun Atacama setiap hari.

Secara total, itu terkumpul menjadi tumpukan sekitar 39.000 ton tekstil yang dibuang, menurut Komisi Ekonomi PBB untuk Eropa.

Diperkirakan produksi pakaian global meningkat dua kali lipat antara tahun 2000 dan 2014, dengan rata-rata konsumen sekarang membeli 60 persen lebih banyak pakaian dibandingkan dengan awal tahun 2000-an.

Sayangnya, secara bersamaan orang hanya akan menyimpan setengah dari yang mereka beli.

Secara keseluruhan, diperkirakan 87 persen tekstil yang dibuang dan berakhir di tempat pembuangan tersebut sebagian besar layak untuk didaur ulang dan digunakan kembali.

Dampaknya terhadap Bumi

Tumpukan pakaian di sebagian Gurun Atacama menjadi bukti dampak nyata dari industri pakaian.

Tapi tidak hanya itu, salah satu masalah besar lainnya adalah penggunaan air.

Pembuatan kain menggunakan sekitar 93 miliar meter kubik air setiap tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan lima juta orang.

Baca juga: Cara Bijak Donasi Pakaian Saat Bencana agar Tidak Mencemari Lingkungan

Seiring dengan penggunaan air dan polusi fisik yang ditinggalkannya industri fashion juga berdampak besar pada emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Penelitian menunjukkan bahwa industri fesyen dan tekstil bertanggung jawab atas sekitar 2,1 miliar metrik ton emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2018, sekitar 4 persen dari total global. Itu lebih dari gabungan semua pengiriman laut dan penerbangan internasional.

“Produksi global pakaian dan alas kaki menghasilkan 8 persen emisi gas rumah kaca dunia dan dengan manufaktur terkonsentrasi di Asia, industri ini sangat bergantung pada batu bara dan gas alam untuk menghasilkan listrik dan panas," ungkap Elisa Tonda, Kepala Unit Konsumsi dan Produksi di Program Lingkungan PBB

"Jika kita melanjutkan pendekatan bisnis seperti biasa, emisi gas rumah kaca dari industri diperkirakan akan meningkat hampir 50 persen pada tahun 2030,” tambah Tonda dalam sebuah pernyataan pada tahun 2019.

Tempat menarik dan unik

Bunga mekar bulan ini, tidak biasa untuk siklus cuaca ini, di gurun Atacama.GROUSE BEATER via TWITTER Bunga mekar bulan ini, tidak biasa untuk siklus cuaca ini, di gurun Atacama.

Terlepas dari timbunan pakaian itu, Gurun Atacama adalah tempat yang menarik dan unik.

Berada di antara Samudra Pasifik dan Pegunungan Andes, gurun ini merupakan tempat terkering di Bumi, di mana beberapa daerah tidak pernah mengalami setetes hujan selama berabad-abad.

NASA bahkan menggunakannya untuk melatih para ilmuwan yang akan mencari tanda-tanda kehidupan di Mars.

Baca juga: Luka Brutal pada Kerangka Berusia 3.000 Tahun, Bukti Kekerasan di Gurun Atacama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com