Selain enzim GST, kangkung juga mengandung enzim lain seperti Peroksidase dan Katalase yang juga berperan dalam fitoremediasi.
Enzim Peroksidase berfungsi untuk membantu melindungi tanaman dari stres oksidatif dan mengoksidasi senyawa-senyawa berbahaya seperti fenol dan logam berat menjadi bentuk yang lebih aman.
Baca juga: 3 Sayuran yang Mengandung Zat Besi untuk Mengatasi Anemia
Sedangkan enzim Katalase mempunyai peran dalam membersihkan radikal bebas dan mengoksidasi senyawa-senyawa berbahaya seperti formaldehida dan metanol.
Kangkung telah digunakan sebagai tanaman fitoremediator di berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk membersihkan air dan tanah dari limbah pertanian dan industri.
Namun, penting untuk diingat bahwa kangkung yang digunakan sebagai fitoremediator harus dibuang dengan benar dan tidak digunakan untuk konsumsi manusia atau hewan, karena dapat mengandung polutan dan zat kimia berbahaya.
Selama ini kangkung dikonsumsi oleh manusia disebabkan kandungan zat gizinya yang penting bagi kesehatan tubuh, di antaranya adalah kaya akan vitamin A, C, dan K yang berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit, rambut, mata, dan tulang.
Kangkung juga mengandung zat besi yang dibutuhkan tubuh untuk membantu memproduksi sel darah merah.
Selain itu, kangkung juga mengandung kalsium yang baik untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Serta serat yang terdapat dalam kangkung, penting untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.
Baca juga: Cara Terbaik Mencuci Buah dan Sayur agar Tak Terkontaminasi Bakteri
Juga kangkung mengandung protein yang dibutuhkan tubuh untuk membangun jaringan tubuh dan menjaga kesehatan otot dan kandungan asam folatnya penting untuk kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.
Selain itu, kangkung juga mengandung Kalium, Magnesium, Fosfor, dan zat antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Oleh karena itu, kangkung sangat baik dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi kangkung, di antaranya adalah kandungan logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri dari lingkungan tempat tumbuhnya.
Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa kangkung yang dikonsumsi berasal dari sumber yang aman dan tidak terkontaminasi.
Selain kandungan logam berat, kangkung juga dapat terkontaminasi dari bahan kimia atau pupuk yang berlebihan yaitu Nitrat.
Nitrat dianggap sebagai zat gizi yang penting bagi tumbuhan karena membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun, terlalu banyak nitrat dalam makanan dapat menjadi masalah bagi kesehatan manusia.