KOMPAS.com - Mengapa suhu di malam hari akhir-akhir ini terasa dingin, padahal di siang hari cuaca begitu panas dan terik?
Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa suhu dingin memang dapat terjadi di malam hari pada saat musim kemarau.
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari mengatakan hingga pertengahan Juni 2023, sebanyak 56 persen Zona Musim (ZoM) di Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Wilayahnya tersebar dari Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Berdasarkan pengamatan suhu maksimum pada 28 Juni 2023, kata Supari, menunjukkan bahwa sebagan besar stasiun BMKG mencatat suhu yang normal.
"Suhu panas yang terjadi saat ini lebih banyak berkaitan dengan kondisi kemarau yang mendominasi wilayah Indonesia," ujar Supari.
Baca juga: Analisis BMKG tentang Hujan Ringan di Musim Kemarau
Menjelaskan analisis BMKG terkait perubahan suhu di malam hari, Supari mengatakan bahwa saat musim kemarau, pembentukan awan berkurang, sehingga radiasi matahari akan mencapai maksimal saat mencapai permukaan bumi tanpa banyak terhalang awan.
Hal inilah yang menjadi penyebab suhu terasa panas di siang hari, dibandingkan ketika banyak awan.
Lantas, mengapa di malam hari udara terasa dingin padahal Indonesia memasuki musim kemarau?
Lebih lanjut Supari menjelaskan bahwa suhu dingin ekstrem memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, yakni di malam hari.
"Saat musim kemarau, siang hari, matahari bersinar terik karena tidak ada awan. Akibatnya permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal," kata Supari.
Oleh karena itu, di malam hari, bumi akan melepaskan energi. Karena tidak ada awan, maka di malam hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.
Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hari
Baca juga: Analisis BMKG tentang Fenomena Udara Panas di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.