KOMPAS.com - Lubang hitam masih menjadi fenomena misterius alam semesta yang terus dipelajari hingga saat ini.
Namun, tetap saja ada pertanyaan yang belum terjawab, misalnya apa yang terjadi saat lubang hitam bertabrakan.
Dikutip dari Science ABC, Jumat (9/6/2023), lubang hitam adalah sisa-sisa bintang mati yang mulai runtuh dengan sendirinya, meninggalkan lubang gelap yang sangat padat dan mengapung.
Lubang hitam dapat melahap lebih banyak materi, sehingga ukurannya dan kekuatannya terus tumbuh. Itu mengapa tabrakan dua lubang hitam akan menjadi hal yang luar biasa.
Kendati demikian, sulit untuk mengetahui dengan pasti apa yang terjadi ketika dua lubang hitam saling bertabrakan.
Baca juga: Apakah Ada Lubang Hitam Terbesar di Alam Semesta?
Teori memprediksi bahwa ketika dua lubang hitam mulai memengaruhi satu sama lain secara gravitasi, mereka akan mulai mengorbit satu sama lain, menutup menjadi spiral yang makin rapat.
Akhirnya kedua lubang hitam ini akan bergabung menjadi satu lubang hitam yang lebih besar, tetapi akan ada jumlah energi yang luar biasa yang dihasilkan oleh penggabungan ini.
Kemudian, teori lain menyebut ada awan gas magnet besar yang mengelilingi setiap lubang hitam.
Ketika medan magnet dan gravitasi yang luas biasa dari lubang hitam mulai berinteraksi, mereka akan membentuk pusaran berbentuk corong di atas piring akresi lubang hitam.
Pada tahap akhir tabrakan, kedua lubang hitam mungkin mengorbit secepat setengah kecepatan cahaya, dan akhirnya bersatu dalam ledakan energi yang dapat dirasakan di seluruh alam semesta.
Baca juga: Apakah Lubang Hitam dan Materi Gelap di Alam Semesta Ini Sama?
Gelombang gravitasi yang dihasilkan dari ledakan yang disebabkan tabrakan lubang hitam itu kemudian dapat dideteksi oleh instrumen yang sangat sensitif di Bumi.
Instrumen itu seperti Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO), yakni sepasang instrumen astronomi yang terletak di Washington dan Louisiana, Amerika Serikat.
Pada awal 2016 inilah, ilmuwan di LIGO membuat penemuan gelombang gravitasi pertama yang dikonfirmasi dari tabrakan dua lubang hitam berjarak sekitar 1,3 miliar tahun cahaya.
Gelombang gravitasi tersebut membutuhkan waktu selama itu untuk melintasi ruang angkasa yang luas dan dapat dideteksi oleh manusia.
Lebih banyak instrumen seperti LIGO saat ini sedang dibangun di seluruh dunia, yang akan membantu para ilmuwan menentukan lokasi tabrakan lubang hitam lainnya.
Penelitian lubang hitam ini akan memberi kita wawasan yang lebih menarik tentang sifat kosmos dan kebenaran di balik fenomena paling misterius dan menakutkan di alam semesta.
Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Paling Mengerikan Tiba-tiba Hilang, Kok Bisa?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.