Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2023, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang dilahirkan dengan penis berukuran kecil yang tidak normal atau disebut mikropenis.

Mikropenis biasanya terjadi karena kurangnya testosteron janin, yang dapat disebabkan oleh banyak kondisi, termasuk yang disebut hipogonadisme hipogonadotropik.

Gangguan ini terjadi ketika hipotalamus otak tidak menghasilkan hormon yang cukup untuk merangsang testis. 

Tanpa hormon ini, testis tidak akan menghasilkan testosteron yang cukup untuk pertumbuhan dan fungsi penis.

Baca juga: Mengenal Mikropenis, Kondisi Penis Kecil yang Tidak Normal

Apakah mikropenis dapat diobati?

Dokter akan mendiagnosis mikropenis melalui pemeriksaan fisik. Diagnosis tersebut dapat ditemukan saat pasien masih bayi atau anak-anak. 

Dokter akan mengukur panjang penis dan membandingkannya dengan panjang rata-rata orang lain yang seusia.

Tidak ada obat untuk mikropenis. Tetapi, jika dokter mendiagnosis anak Anda memiliki mikropenis, mereka dapat memberikan terapi hormon untuk membantu pertumbuhan penis. 

Peluang untuk pengobatan yang berhasil lebih besar jika dokter menemukan kondisi tersebut saat pasien masih bayi.

Cara mengatasi mikropenis bergantung pada penyebabnya. Dilansir dari WebMD, pilihan pengobatan mikropenis meliputi:

Baca juga: Penyebab dan Pertolongan Pertama Gancet, Penis Tersangkut di Vagina

1. Testosteron

Cara inilah yang pertama kali digunakan dokter untuk mengobati mikropenis, yakni memberikan hormon testosteron.

Dokter akan mengamati bagaimana penis merespons hormon pertumbuhan. Sebelumnya, dokter menyuntikkan testosteron atau mengoleskannya sebagai gel atau salep.

Jika pemberian testosteron tidak kunjung membantu, dokter mungkin akan mencoba perawatan hormonal lainnya.

2. Operasi

Dokter hanya mempertimbangkan perawatan ini jika opsi lain tidak berhasil. Pasalnya, phalloplasty atau bedah rekonstruksi mikropenis untuk anak kecil bisa berisiko, sedangkan pembedahan untuk dewasa muda dan dewasa jauh lebih umum.

Baca juga: Kasus Langka Pertama di Dunia, Seorang Bayi Lahir dengan 3 Penis

Jika masalah hormonal yang menyebabkan mikropenis, biasanya terapi testosteron dapat direspons dengan baik. Dengan perawatan, penis dapat tumbuh, meski mungkin masih sedikit di bawah ukuran rata-rata.

Apa yang menyebabkan mikropenis?

Mikropenis berkembang selama kehamilan atau sebelum bayi lahir. Menurut Verywell Health, salah satu kemungkinan penyebab mikroplastik adalah rendahnya produksi human chorionic gonadotropin (hCG) selama awal kehamilan. Hormon hCG adalah hormon yang merangsang perkembangan tesis untuk menghasilkan testosteron. 

Setelah kehamilan berusia 14 minggu, pertumbuhan penis dipengaruhi oleh hormon lain, yang dikenal sebagai hormon luteinizing (LH). 

LH juga merangsang testosteron dalam Leydigsel testis. Jika produksi LH atau testosteron terhambat, panjang penis anak mungkin akan terpengaruh. 

Baca juga: Ketahui Penyebab dan Dampak Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir

Selain itu, genetika juga dapat berperan sebagai penyebab mikropenis. Meskipun tidak ada gen tunggal yang menyebabkan mikropenis, kondisi ini umumnya terkait dengan kelainan kromosom seperti: 

  • Androgen insensitivity syndrome (AIS): Suatu kondisi yang menyebabkan tubuh menjadi resisten terhadap androgen, yaitu hormon yang terjadi pada tingkat yang lebih tinggi pada laki-laki
  • Klinefelter syndrome: Suatu kondisi yang disebabkan oleh kelebihan kromosom X pada laki-laki
  • Turner syndrome: Suatu kondisi yang disebabkan oleh hilangnya kromosom X pada wanita
  • Down syndrome: Suatu kondisi dengan salinan ketiga kromosom 21

Kemudian, meski tidak umum, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan pestisida terklorinasi selama kehamilan dapat menyebabkan mikropenis dan kelainan genital lainnya pada bayi laki-laki. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com