Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Ular Dijadikan Simbol Kedokteran dan Medis?

Kompas.com - 06/06/2023, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Ular adalah hewan melata yang dikenal sebagai salah satu makhluk berbahaya, yang mana tak sedikit di antara spesies ini memiliki racun mematikan.

Namun, ada yang menarik, dunia medis atau kedokteran justru menggunakan ular menjadi simbol untuk bidang kesehatan ini.

Lantas, mengapa ular menjadi simbol kedokteran atau medis?

Dilansir dari Live Science, Selasa (6/6/2023), simbol kedokteran sering ditampikan dengan ular yang melilit pada sebuah tongkat.

Simbol ini cukup populer menghiasi kemasan farmasi dan rumah sakit.

Padahal kita tahu, bahwa gigitan ular adalah sesuatu yang menyakitkan, namun kenapa ular malah menjadi simbol profesi bagi para dokter atau apoteker.

Ada dua versi simbol ular pada bidang medis.

Baca juga: Mengapa King Cobra Punya Banyak Racun yang Mematikan?

 

Versi bersayap yang dikenal sebagai caduceus dan tongkat yang dililit ular pada simbol tersebut merupakan tongkat yang dibawa oleh dewa Olympian Hermes.

Perlu diketahui bahwa dalam mitologi Yunani, Hermes adalah dewa pembawa pesan antara dewa dan manusia, yang menjelaskan sayap. Ia juga menjadi pemandu ke dunia bawah, yang menjelaskan arti tongkat.

Selain itu, Hermes juga merupakan pelindung para pelancong, yang membuat hubungannya dengan kedokteran dan dunia medis sangatlah tepat, karena dokter di masa lalu harus melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki untuk mengunjungi pasien mereka.

Dalam salah satu versi mitos Hermes, ia diberi tongkat oleh Apollo, dewa penyembuhan di antara atribut lainnya. Namun, dalam versi lain, Hermes juga menerima tongkat dari Zeus, raja para dewa, yang mana tongkatnya diikat dengan dua pita puth.

Akan tetapi, pita tersebut kemudian diganti dengan ular, yang berasal dari salah satu cerita bahwa Hermes menggunakan tongkat itu untuk memisahkan dua ular yang sedang bertarung.

Akhirnya, kedua ular itu pun melingkari tongkat dan tetap di sana dalam harmoni yang seimbang.

Baca juga: Mengapa China Mengebor Lubang Sedalam Lebih dari 10.000 Meter?

Asclepius adalah dewa kedokteran Yunani. Ia digambarkan dengan tongkat dan ular.Steffenheilfort via WIKIMEDIA COMMONS Asclepius adalah dewa kedokteran Yunani. Ia digambarkan dengan tongkat dan ular.

Dewa kedokteran Yunani dan simbol ular

Kendati demikian, masih ada penggambaran lain dari simbol medis sebelumnya yakni adalah tingkat Asclepius, meskipun tidak bersayap dan hanya memiliki satu ekor ular.

Asclepius adalah putra dari Apollo yang menikahi seorang manusia bernama Coronis.

Asclepius dalam mitologi Yunani dikenal sebagai dewa kedokteran, yang dikenal memiliki kemampuan memulihkan kesehatan orang sakit dan menghidupkan kembali orang mati.

Dalam sebuah kisah diceritakan, Zeus membunuh Asclepius dengan petir karena mengganggu tatanan alam dunia dengan menghidupkan kembali orang mati.

Akan tetapi dalam versi lain menggambarkan bahwa Zeus membunuhnya sebagai hukuman karena menerima uang sebagai imbalan untuk melakukan kebangkitan.

Baca juga: Mengapa Alien Tidak Pernah Terdeteksi?

Setelah dewa kedoteran Yunani itu meninggal, Zeus pun menempatkan Asclepius di antara bintang-bintang sebagai konstelasi Ophiuchus atau 'pembawa ular'.

Kisah ini pn membawa orang Yunani menganggap ular sebagai sesuatu yang suci dan menggunakannya sebagai ritual penyembuhan untuk menghormati Asclepius.

Sebab, racun ular dianggap dapat menyembuhkan dan pengelupasan kulit hewan ini diandang sebagai simbol kelahiran kembali.

Oleh karenanya, ular menjadi simbol filosofis yang dianggap baik untuk diingat, serta menjadi simbol yang mewakili dunia medis dan kedokteran di seluruh dunia.

Baca juga: Mengapa Kuda Nil Marah Saat Melihat Manusia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com