Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Masturbasi merupakan bagian dari seksualitas manusia yang memberikan cara alami untuk mengalami kesenangan, mengeksplorasi teknik seksual, dan memuaskan dorongan seksual.

Seberapa sering seseorang melakukan masturbasi dapat sangat berbeda dari yang lain. Namun, jika Anda merasa terlalu sering melakukan masturbasi, Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda sudah kecanduan masturbasi

Bisakah seseorang kecanduan masturbasi? 

Kecanduan bukan hanya perasaan atau dorongan kuat untuk melakukan sesuatu yang disukai. Kecanduan adalah kondisi otak yang kompleks, yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk berhenti menggunakan suatu zat atau terlibat dalam suatu perilaku meskipun ada konsekuensi negatif yang ditimbulkannya.

Dilansir dari PsychCentral, karena masturbasi melepaskan bahan kimia di otak yang membuat kita merasa senang, seperti zat dan perilaku adiktif lainnya, beberapa orang percaya masturbasi kompulsif dapat dianggap sebagai kecanduan.

Baca juga: Benarkah Sering Masturbasi Sebabkan Disfungsi Ereksi?

Misalnya, sekitar 40 studi telah menemukan bahwa orang dengan perilaku hiperseksual dapat mengalami perubahan otak yang sama yang diamati pada orang dengan kecanduan klinis.

Namun, kecanduan masturbasi tidak diakui sebagai kondisi kesehatan mental dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5). 

Sebaliknya, kecanduan masturbasi biasanya disebut sebagai perilaku seksual kompulsif dan terkadang dikelompokkan dengan gangguan hiperseksualitas atau perilaku seksual di luar kendali (OCSB).

Meskipun kecanduan masturbasi tidak terkategori dalam DSM-5, kecanduan masturbasi masih dapat menyebabkan masalah, perasaan malu, dan kendala sosial atau hubungan. 

Baca juga: Masturbasi Tidak Dapat Mencegah Infeksi Virus, Ini Penjelasan Dokter

Apa penyebab kecanduan masturbasi?

Dilansir dari Healthline, masturbasi memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti dapat membantu menghilangkan stres dan meningkatkan suasana hati.

Tetapi, mungkin terobsesi untuk mengejar puncak orgasme yang bisa menyebabkan masturbasi menjadi masalah.

Perilaku seksual kompulsif mungkin juga bersifat neurologis. Ketidakseimbangan bahan kimia otak alami dan penyakit saraf seperti Parkinson dapat menyebabkan perilaku seksual kompulsif. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian.

Penelitian terhadap hewan mengatakan, kecanduan perilaku mungkin mengubah jalur saraf otak, mirip dengan gangguan penggunaan zat. Inilah yang mungkin membuat seseorang ingin melakukan perilaku itu lebih sering, termasuk masturbasi.

Baca juga: Melihat Anak Masturbasi, Bagaimana Orangtua Bersikap?

Beberapa orang dapat berhenti melakukan masturbasi kompulsif dengan sendirinya. Namun, ada juga yang bisa berhenti dengan bantuan profesional.

Bagi yang tengah berjuang untuk berhenti masturbasi, mungkin akan terbantu jika menemui terapis, yang idealnya berspesialisasi dalam menangani perilaku seksual yang tidak terkendali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com