Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Risiko pada Tubuh Manusia Saat di Luar Angkasa? (Bagian 1)

Kompas.com - 24/05/2023, 20:00 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Contohnya, tulang di tungkai bawah dan tulang belakang lumbar dapat kehilangan hingga 1 persen massa per bulan yang dihabiskan seseorang di luar angkasa.

3. Masalah penglihatan

Mata tidak diragukan lagi adalah salah satu organ yang paling halus dan kompleks dalam tubuh manusia, jadi tidak mengherankan jika pergi ke luar angkasa dapat merusak mata dan indra penglihatan kita.

Misalnya, saraf yang memanjang dari bagian belakang mata dapat berubah dalam gayaberat mikro dan kemudian melengkung saat kembali ke gravitasi bumi.

Gaya gravitasi membantu menjaga bola mata pada posisi yang benar dan memungkinkannya berputar di rongga mata.

Namun dalam gaya berat mikro, gerakan mata ini mungkin terganggu. Peneliti memeriksa astronot yang ikut serta dalam misi jarak jauh di Stasius Luar Angkasa Internasional, sebelum dan sesudah penerbangan mereka.

Peneliti menemukan gayaberat mikro dalam waktu lama menyebabkan perubahan signifikan dalam akurasi dan kecepatan rotasi mata yang pada gilirannya dapat mengganggu kemampuan astronot untuk melacak objek secara visual.

Paparan mikrogravitasi yang terlalu lama juga dapat menyebabkan kondisi degeneratif yang disebut Spaceflight Associated Neuro-ocular Syndrome (SANS), gejalanya meliputi perataan bola mata, lesi putih pada lapisan mata paling dalam yang dikenal sebagai "cotton wool spot" dan kerusakan jaringan lainnya di berbagai bagian mata.

Baca juga: Apa Saja Risiko Kehamilan pada Anak?

4. Sakit punggung

Astronot sering mengeluh sakit punggung setelah pulang dari penerbangan luar angkasa jarak jauh. Penyebab rasa sakit ini adalah gayaberat mikro dan pengaruhnya yang mendalam pada tulang belakang manusia.

Gravitasi bumi membuat tulang belakang tetap padat dan dalam bentuknya yang khas, sedikit melengkung. Dalam gayaberat mikro, tulang belakang memanjang dan agak lurus.

Misi luar angkasa yang singkat tidak mungkin menyebabkan kerusakan yang bertahan lama. Namun, tugas yang berkepanjangan dalam gayaberat mikro dapat melemahkan otot yang menopang tulang belakang mereka.

Selain itu menurut ulasan yang diterbitkan di jurnal Frontier in Phsiology, berada di gaya berat mikro dapat menyebabkan degenerasi cakram intervertebralis atau bantal penyerap goncangan yang terletak di antara tulang belakang.

5. Imunitas yang lebih rendah

Radiasi kosmik, gaya berat mikro, dan tekanan fisik serta mental secara keseluruhan dalam sebuah perjalanan luar angkasa dapat melemahkan sistem kekebalan astronot sehingga membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit sistemik.

Paparan gayaberat mikro dalam waktu lama dapat mengurangi jumlah dan fungsi makrofag, sejenis sel darah putih yang membunuh mikroba berbahaya dan mengatur aksi sel sistem kekebalan lainnya.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Life mengungkapkan pula lingkungan tanpa bobot dapat menyebabkan berbagai spesies mikroba menumbuhkan penyakit yang lebih parah dan kebal terhadap pengobatan.

Baca juga: Apa Saja Risiko Berenang di Laut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com