Selain gangguan kecerdasan, anak-anak stunting juga rentan mengalami perkembangan perilaku yang terganggu.
Studi yang dipublikasikan dalam Paediatrics and international child health tahun 2014 menyebutkan, anak yang mengalami stunting cenderung menunjukkan perilaku yang lebih apatis, kurang eksploratif, dan kurang bergairah.
Riset lain yang dilakukan di Jamaika dan diterbitkan dalam Journal of Nutrition tahun 2007 menemukan bahwa anak yang mengalami stunting di awal kehidupannya rentan mengalami gangguan kecemasan, depresi, serta rendah diri.
Anak yang mengalami stunting memiliki sistem imun yang lebih lemah sehingga rentan sakit terutama pneumonia dan diare.
Selain itu, anak yang berstatus severly stunted juga meningkatkan risiko kematian 3 kali lipat akibat infeksi seperti sepsis, meningitis, tuberkulosis, hepatitis, dan selulitis. Hal ini menunjukkan adanya sistem imun yang buruk pada anak-anak dengan gangguan pertumbuhan.
Baca juga: 4 Strategi Pemberian MPASI untuk Cegah Stunting
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.