Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/04/2023, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak objek di ruang angkasa, salah satunya adalah komet, yakni badan es dari gas beku, batu, dan debu yang tersisa dari pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. 

Komet juga mengorbit matahari, namun dalam orbit yang sangat lonjong yang dapat memakan waktu ratusan ribu tahun.

NASA mencatat, per September 2021, jumlah komet yang diketahui adalah 3.743. Meski demikian, diperkirakan masih ada miliaran komet yang mengorbit matahari di luar Neptunus di Sabuk Kuiper dan awan Oort.

Proses terbentuknya ekor komet

Dilansir dari Canon Science Lab, komet terdiri dari batu, debu logam, dan debu beku yang berasal dari bahan yang mudah menguap.

Baca juga: Mengenal Komet Hijau ZTF yang Melintas Dekat Bumi Awal Februari Ini

Ketika jauh dari matahari, komet seperti batu yang berguling-guling di alam semesta. 

Tetapi, ketika mendekati matahari, panas matahari menguapkan gas komet hingga komet mengeluarkan debu dan partikel mikro (elektron dan ion). 

Bahan-bahan ini membentuk ekor komet yang alirannya dipengaruhi oleh tekanan radiasi matahari.

Terdapat dua jenis ekor komet yang memantulkan spektrum cahaya secara berbeda. 

Salah satunya adalah jejak plasma, yang menarik garis lurus seperti sapu. Ekor plasma terdiri dari elektron dan ion yang terionisasi oleh radiasi ultraviolet matahari.

Baca juga: Komet dari Masa Purba dan Mitigasi Potensi Bencana Kosmiknya

Ekor lainnya adalah ekor debu, yang terbuka seperti bulu pada sapu. Ekor debu terdiri dari partikel skala mikrometer. 

Ekor debu berbentuk lebar dan sedikit bengkok karena tekanan cahaya dari matahari dan aksi orbit inti komet.

Dilansir dari Space, sejumlah komet dapat dilihat dengan mata telanjang ketika mereka melewati matahari dari jarak dekat karena koma dan ekor komet yang memantulkan sinar matahari atau bahkan bersinar karena energi yang diserap dari matahari. 

Namun, kebanyakan komet terlalu kecil atau terlalu redup untuk dilihat tanpa teleskop.

Baca juga: BRIN Potret Gambar Fenomena Langka Komet K2 Melintasi Planet Bumi

Komet meninggalkan jejak puing-puing di belakangnya yang dapat menyebabkan hujan meteor di Bumi. 

Misalnya, hujan meteor Perseid yang terjadi setiap tahun antara 9 dan 13 Agustus ketika Bumi melewati orbit Komet Swift-Tuttle . 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Mengapa Ikan Bau Amis?

Mengapa Ikan Bau Amis?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com