Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/04/2023, 12:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN


KOMPAS.com - Sebuah ekspedisi di Arktik berhasil menemukan sisa-sisa fosil mammoth berbulu dengan bulu dan jaringan yang masih utuh.

Penemuan fosil mammoth tersebut memungkinkan para ilmuwan untuk mengurutkan genom mammoth dan mempelajari detail menarik tentang kehidupan makhluk raksasa Zaman Es yang telah punah ini.

Kini, beberapa informasi itu digunakan untuk sesuatu hal lain yang mungkin tidak terbayangkan sebelumnya, yakni membuat perkiraan seperti apa daging mammoth.

Seperti apa rasanya daging mammoth?

Membuat daging mammoth

Dikutip dari CNN, Jumat (31/3/2023) ide tersebut datang dari Vow, sebuah startup daging di Australia. Mereka membuat daging mammoth berbentuk menyerupai bakso.

Baca juga: Seperti Apa Rasanya ASI yang Sangat Disukai Bayi?

Namun itu sebenarnya hanya merupakan aksi publisitas, sehingga menyebut pembuatan daging mammoth sedikit berlebihan.

Itu lebih seperti domba buatan laboratorium yang dicampur dengan sedikit DNA mammoth.

Para ilmuwan yang mengerjakan proyek tersebut tidak memiliki akses ke simpanan beku jaringan mammoth yang menjadi dasar upaya mereka.

Sebaliknya, mereka berfokus pada protein yang ada pada mamalia yang disebut mioglobin yang memberikan tekstur, warna, dan rasa pada daging, mengidentifikasi urutan DNA untuk versi mammoth dalam database genom yang tersedia untuk umum.

Baca juga: Seperti Apa Rasanya Jadi Astronot NASA? Ini Beberapa Faktanya

Ilustrasi perburuan mammoth oleh manusia purba. Hewan purba yang telah punah ini berencana dihidupkan kembali.via WIKIMEDIA COMMONS Ilustrasi perburuan mammoth oleh manusia purba. Hewan purba yang telah punah ini berencana dihidupkan kembali.

Peneliti lantas mengisi celah dalam urutan DNA mioglobin mammoth menggunakan informasi dari genom gajah Afrika.

Selanjutnya, para ilmuwan memasukkan gen yang disintesis ke dalam sel otot domba yang kemudian dikembangkan di laboratorium.

Hasilnya, sekitar 400 gram daging mammoth.

Menurut Vow, tujuan mereka melakukan aksi ini adalah untuk mengetahui bagaimana potensi daging yang dibudidayakan untuk membuat makanan yang lebih ramah lingkungan.

"Kita perlu mulai memikirkan kembali bagaimana mendapatkan makanan. Harapan terbesar untuk proyek ini adalah agar lebih banyak orang di seluruh dunia mengetahui tentang daging yang dibudidayakan," kata James Ryall, dari Vow.

Baca juga: Seperti Apa Rasanya Berada di Kantong Kanguru?

Rasa daging mammoth

Lebih lanjut, Ryall mengatakan mereka belum mencicipi bakso olahan dari daging mammoth tersebut meski biasanya mereka melakukan saat mengembangkan sebuah produk.

"Kami ragu untuk segera mencoba dan mencicipinya karena kami membicarakan tentang protein yang berasal dari 5000 tahun lalu. Saya tidak tahu apa potensi alergenisitas dari protein tersebut," kata Ryall.

Itu salah satu alasan mengapa perusahaan tidak menawarkannya sebagai produk karena mereka belum mengetahui tentang profil keamanannya.

Ia pun berharap daging yang dibudidayakan akan mengurangi kebutuhan untuk menyembelih hewan dan membantu melawan krisis iklim.

Sistem pangan bertanggung jawab atas sekitar sepertiga dari emisi gas rumah kaca global yang sebagian besar dihasilkan oleh peternakan hewan.

Baca juga: Seperti Apa Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com