Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Keracunan Makanan?

Kompas.com - 07/03/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami keracunan makanan, yang ditandai dengan muntah, diare, kram perut. 

Meski virus berperan, bakteri adalah penyebab umum keracunan makanan, terutama Salmonella dan Campylobacter. 

Beberapa bakteri berkembang biak di dalam tubuh sebelum mengeluarkan racunnya, yang memicu reaksi kekebalan di usus.

Sementara lainnya, seperti Staphylococcus aureus, meracuni tubuh dengan mencemari makanan dengan racun.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Otak Saat Berhalusinasi?

Apa yang terjadi pada tubuh saat keracunan makanan?

Dilansir dari BBC Science Focus Magazine, berikut adalah beberapa hal yang terjadi pada tubuh saat keracunan makanan.

1. Bakteri masuk ke tubuh

Beberapa bakteri atau enterotoksin (racun usus) dapat bertahan dari kondisi perut yang keras untuk menuju ke usus. 

Di sana, gejala keracunan makanan akan dimulai, terkadang hingga 72 jam setelah makan makanan yang terkontaminasi. 

2. Bakteri berkembang biak

Karena tidak terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh, bakteri diam-diam berkembang biak dan menghasilkan racun. 

Racun tersebut menyerang dan menembus lapisan usus sehingga memicu respons kekebalan yang kuat. 

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Marah?

3. Sistem kekebalan tubuh merespons

Sel-sel kekebalan melepaskan protein pensinyalan yang disebut sitokin pro-inflamasi.

Protein tersebut menggerakkan serangkaian langkah yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan usus sehingga menyebabkan gejala ketidaknyamanan. 

4. Usus dibanjiri air dan molekul lain

Dinding usus dirancang untuk menyerap nutrisi dan air dari makanan. Racun bakteri dapat menyebabkan pori-pori terbuka di dinding, memungkinkan air dan molekul lain masuk. 

5. Diare dan dehidrasi 

Kelebihan cairan dan elektrolit dalam usus menyebabkan diare, yang memiliki peran menguntungkan untuk membuang bakteri dan racunnya. 

Namun, hal itu dapat menyebabkan tubuh dehidrasi karena terlalu banyak cairan yang hilang dari tubuh.

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Sering Bergadang?

6. Muntah

Beberapa bakteri tidak menyebabkan muntah, tetapi enterotoksin Staphylococcus aureus bisa menyebabkannya.

Penelitian menunjukkan bahwa bakteri tersebut dapat merangsang saraf vagus yang mengirimkan sinyal ke otak untuk merangsang respons muntah.

Kapan harus ke dokter?

Dikutip dari Mayo Clinic, bagi orang dewasa, keracunan makanan harus diatasi lebih lanjut oleh dokter jika terjadi hal-hal berikut:

  • Gejala sistem saraf, seperti penglihatan kabur, kelemahan otot dan kulit kesemutan
  • Perubahan perilaku
  • Demam 39,4 derajat Celcius
  • Sering muntah
  • Diare yang berlangsung lebih dari tiga hari 
  • Gejala dehidrasi, seperti haus berlebihan, mulut kering, sedikit atau tidak buang air kecil, kelemahan parah, dan pusing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com