Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2022, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Hujan meteor selalu jadi fenomena yang menarik bagi penikmat langit malam. Keindahan fenomena hujan meteor memang tidak selalu bisa diamati setiap hari.

Namun, tahukah Anda bagaimana fenomena hujan meteor ini terjadi?

Hujan meteor adalah penampakan benda langit yang ditandai dengan sekilat cahaya memanjang yang bergerak dengan cepat di langit malam.

Seperti dikutip dari Edukasi Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor umumnya terjadi ketika Bumi melintas dekat orbit sebuah komet dan melalui serpihannya.

Menurut Andi Pangerang, peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, jika suatu meteoroid tidak habis terbakar dalam perjalanannya melalui atmosfer Bumi menuju permukaan Bumi, maka benda yang dihasilkan disebut meteorit atau batu meteor.

Sedangkan hujan, dalam istilah hujan meteor ini, merujuk pada sesuatu yang jatuh dalam jumlah yang banyak atau lebih dari satu.

Baca juga: 6 Fenomena Hujan Meteor di Bulan Desember 2022

Jadi, pengertian hujan meteor adalah batu meteor yang jatuh dan melewati permukaan Bumi dalam jumlah yang banyak, sehingga dari permukaan Bumi akan terlihat oleh manusia seolah seperti hujan turun.

Secara singkat, terjadinya fenomena hujan meteor ini disebabkan meteoroid memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan tinggi.

Proses terjadinya fenomena hujan meteor

Andi menjelaskan bahwa fenomena hujan meteor adalah salah satu peristiwa alam yang dapat dikatakan langka, serta merupakan fenomena alam yang terlihat mempesona.

Lantas, apa penyebab terjadinya hujan meteor ini?

Hujan meteor terjadi karena bertemunya lintasan atau orbit komet dengan orbit Bumi. Pertemuan ini terjadi karena orbit Bumi dan komet sama-sama berbentuk elips.

Baca juga: Fenomena Hujan Meteor Bootid Kembali Hadir 27 Juni, Ini Tips Menyaksikannya

Ilustrasi hujan meteor. Fenomena puncak hujan meteor Monocerotid dan hujan meteor Chi-Orionid.Shutterstock Ilustrasi hujan meteor. Fenomena puncak hujan meteor Monocerotid dan hujan meteor Chi-Orionid.

Selain itu, saat komet melewati bagian dalam Tata Surya, cahaya dan panas dari Matahari akan dapat menyebabkan permukaannya melontarkan gas dan debu.

Pada saat komet melintas dekat Bumi, maka akan muncul suatu energi yang dapat menimbulkan tekanan.

Serta, ketika komet melintas dapat menyebabkan jumlah meteor yang masuk ke Bumi meningkat drastis.

Meningkatnya jumlah meteor secara drastis inilah yang kemudian menyebabkan meteor kehilangan daya untuk dapat mempertahankan posisinya agar tetap berada di orbitnya, sehingga yang terjadi adalah fenomena hujan meteor di sebagian wilayah Bumi.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Apa yang Menyebabkan Fenomena Hujan Meteor?

Proses terjadinya hujan meteor melibatkan waktu tertentu. Seperti hujan meteor terjadi pada saat Bumi melewati puing-puing dari komet. Hal ini dapat terjadi karena adanya revolusi Bumi.

Dalam pergerakan mengelilingi Matahari, orbit Bumi dapat melewati puing-puing yang tersisa dari komet yang telah mengalami kehancuran, dan dari sinilah fenomena hujan meteor terbentuk.

Hujan meteor juga berkaitan dengan orbit Bumi yang bersinggungan dengan orbit komet. Orbit pada beberapa komet juga dapat berbentuk lonjong atau elips sama seperti orbit Bumi.

Hal ini dapat membuat orbit komet tersebut bersinggungan dengan orbit Bumi yang kemudian menjadi penyebab terjadinya fenomena hujan meteor.

Baca juga: Peristiwa Meteorit Jatuh tapi Tak Ada Fenomena Hujan Meteor, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com