Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2022, 20:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Pelangi terbentuk ketika cahaya yang terpancar dari matahari bersentuhan dengan tetesan air di atmosfer. 

Ketika cahaya bertemu dengan tetesan air, cahaya dibiaskan pada batas udara dan air, memasuki tetesan hingga cahaya tersebar menjadi warna-warna pelangi. 

Umumnya, pelangi memiliki tujuh warna yang berpadu menjadi busur yang sangat cantik.

Dilansir dari Canon Science Lab, pelangi memiliki tujuh warna karena tetesan air di atmosfer memecah sinar matahari menjadi tujuh warna.

Namun, meski jarang terjadi, pelangi bisa muncul hanya dengan warna merah. Mengapa demikian?

Baca juga: Mengapa Pelangi Memiliki 7 Warna?

Fenomena pelangi merah 

Dilansir dari Astronomy, pelangi merah muncul dari kondisi atmosfer yang sama yang menyebabkan Matahari berubah warna dari putih menjadi merah saat tenggelam. 

Seperti yang dijelaskan oleh astronom asal Belanda, Marcel Minnaert, dalam karya klasiknya The Nature of Light and Color in the Open Air, “Alam menunjukkan spektrum sinar matahari dan mendemonstrasikan bagaimana komposisinya berubah saat matahari terbenam.” 

Penyebab munculnya pelangi merah adalah hamburan panjang gelombang yang lebih pendek (oleh molekul udara, debu, dan aerosol) selama perjalanan panjang cahaya ke bagian terendah dan terpadat di atmosfer bumi.

Karena hanya matahari terbenam atau matahari terbit merah yang akan menyebabkan pelangi merah di bagian langit yang berlawanan, pelangi merah dapat dilihat pada atau di dekat ketinggian maksimumnya di atas langit dengan sudut 42 derajat. 

Baca juga: Apakah Pelangi Ada di Planet Mars?

Semakin rendah matahari di langit, semakin tinggi pelangi, begitu pula sebaliknya. 

Untuk melihat fenomena ini, seorang pengamat harus berada di antara matahari merah yang rendah dan hujan deras di arah yang berlawanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com