Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sigit Dwi Maryanto
Mahasiswa Doktoral (S3) Fakultas Biologi UGM dan Peneliti Bioteknologi

Peneliti Bioteknologi yang sedang aktif menjadi mahasiswa S3 di Program Studi Doktor, Fakultas Biologi, UGM

Perubahan Iklim dan Epigenetik

Kompas.com - 23/11/2022, 13:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, permeabilitas membran pada sel tanaman yang berperan dalam proses pemanjangan, diferensiasi, dan perluasan sel juga akan berubah akibat cekaman lingkungan.

Epigenetik

Perkembangan teknologi rekayasa genetika pada era modern yang spektakuler berperan penting dalam modifikasi sifat fenotipik (fisik) pada tanaman pertanian. Kini, banyak ditemukan berbagai gen yang bertanggung jawab dalam mengendalikan protein fungsional untuk adaptasi kondisi cekaman lingkungan.

Namun, seringkali ditemukan sifat kenampakan luar (fisik) tanaman yang diinginkan tidak selalu berjalan searah mengikuti keberhasilan proses transformasi gen yang ditargetkan. Rupanya, mekanisme adaptasi tanaman juga memunculkan suatu fenomena baru yaitu dijumpai perubahan penampakan luar yang dikenal sebagai fenotipe, akan tetapi tidak terjadi perubahan genotipe (sifat genetik) atau susunan genetiknya.

Regulasi struktur genetik dalam respon cekaman lingkungan pada tanaman memang tidak mudah dipahami karena kompleksitas mekanisme molekuler pada regulasi pasca transkripsi. Transkripsi merupakan bagian dari rangkaian ekspresi genetik, yaitu pengubahan dari susunan DNA menjadi RNA.

Baca juga: Level Baru Teknologi Rekayasa Genetika Setelah Era CRISPR CAS-9

Fenomena baru mengenai ketidaksesuaian antara penampakan luar dengan genotipenya ini dapat diterangkan menggunakan keilmuan epigenetik. Epigenetik merupakan suatu fenomena tentang perubahan ekspresi gen yang diwariskan, yang tidak melibatkan perubahan pada urutan DNA yang mendasari perubahan fenotipe (fisik) tanpa perubahan genotipe (genetik). Namun pada akhirnya akan memengaruhi cara sel membaca gen.

Mekanisme epigenetik itu dapat diturunkan, tetapi tidak mengikuti pola pewarisan genetika yang diketahui. Perubahan epigenetik sebenarnya merupakan suatu fenomena biasa dan alami tetapi dapat dipengaruhi dan semakin meningkat karena faktor perubahan kondisi lingkungan.

Pada proses adaptasi tanaman terhadap perubahan lingkungan, berbagai mekanisme epigenetik yang memengaruhi pola ekspresi gen di antaranya metilasi DNA, microRNAs (miRNAs), dan modifikasi histone.

Metilasi DNA merupakan salah satu mekanisme epigenetik yang memiliki peranan penting yaitu sebagai faktor utama yang mampu memengaruhi ekspresi gen melalui gangguan terhadap mekanisme transkripsi dan pergerakan transposon.

Metilasi DNA dapat berpengaruh terhadap pola ekspresi gen spesifik, mengendalikan proses pencetakan RNA, mengaktifkan elemen transposon dan gen terkait elemen transposon, terutama transposon yang mampu merespon perubahan lingkungan, seperti perubahan iklim.

Fenomena itu dapat dijumpai salah satunya pada tanaman kelapa sawit yaitu meningkatnya persentase buah mantle akibat aktivitas dari transposon yang dapat memicu turunnya produktifitas.

Jenis mekanisme epigenetik lainnya yaitu aktivitas dari microRNA (miRNA) yang dapat memengaruhi gen ketahanan terhadap kondisi cekaman lingkungan pada suatu tanaman dapat diekspresikan atau tidak. MiRNA merupakan sekuense pendek terdiri dari 19 hingga 24 nukleotida, RNA untai tunggal, tidak berfungsi sebagai penyandi (non-coding), dan memiliki peranan sebagai regulator pasca-transkripsi ekspresi gen pada tanaman.

Baca juga: Potensi Pemanfaatan Keilmuan Epigenetika dalam Upaya Pemuliaan Kultivar Baru Tanaman yang Lebih Adaptif

Diketahui juga bahwa miRNA mampu menanggapi beberapa cekaman lingkungan, di antaranya perubahan suhu, kekeringan, dan salinitas.

Pada penelitian tanaman padi diketahui bahwa padi dengan genotipe (sifat genetik) toleran terhadap cekaman suhu tinggi teridentifikasi memiliki jumlah miRNA yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan padi yang rentan, sehingga ekspresi gen pada tanaman toleran tidak banyak terganggu oleh aktivitas miRNA.

Selain aktivitas metilasi DNA dan miRNA, pengaruh cekaman lingkungan dapat memodifikasi struktur histone di DNA tanaman. Modifikasi yang dilakukan oleh tanaman ini dapat berfungsi seperti memori yang memiliki peran dalam adaptasi tanaman saat menghadapi kondisi cekaman lingkungan.

Mitigasi

Dalam upaya mencegah situasi yang semakin buruk akibat perubahan iklim, sebaiknya kita mulai melakukan langkah-langkah mitigasi terutama dalam bidang pangan dan pertanian. Salah satu langkah yang didorong yaitu usaha pemuliaan tanaman yang toleran terhadap perubahan iklim yang memicu berbagai perubahan kondisi lingkungan.

Pemuliaan tanaman tidak lagi hanya berpegang pada cara-cara konvensional yaitu melihat fenomena sifat-sifat fisik saja, tetapi juga memahami pada tingkatan molekuler. Peneliti dan akademisi Indonesia juga sudah seharusnya mulai sungguh-sungguh mengkaji lebih mendalam mengenai epigenetik pada berbagai tanaman.

Melalui pendekatan keilmuan epigenetik diharapkan mampu melakukan inovasi dalam menghasilkan tanaman kultivar-kultivar baru yang dapat digolongkan kedalam teknik pemuliaan tanaman non-transgenik. Hasil pemuliaan itu nantinya dapat dimanfaatkan dalam upaya menghasilkan tanaman pertanian dengan produktivitas tinggi dan adaptif terhadap perubahan iklim global.

Keberadaan tanaman toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan terutama akibat perubahan iklim dirasa sangat mendesak guna menjaga kestabilan pasokan kebutuhan pangan dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com