Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
RS Pondok Indah Group

RS Pondok Indah Group adalah grup rumah sakit swasta yang mengelola tiga rumah sakit, yakni RS Pondok Indah - Pondok Indah, RS Pondok Indah - Puri Indah, dan RS Pondok Indah - Bintaro Jaya. Ketiga rumah sakit ini didukung para dokter ahli dari berbagai disiplin ilmu serta mengadopsi teknologi medis terkini untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan terdepan.

Bagaimana Cara Mengatasi Bau Badan pada Anak Remaja?

Kompas.com - 13/11/2022, 19:12 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Saat anak memasuki usia pubertas, maka ia akan mengalami perubahan hormonal yang menyebabkan peningkatan aktivitas kelenjar keringat, terutama di area ketiak dan kemaluan.

Dikatakan dr Cynthia Rindang Kusumaningtyas., Sp.A Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah, adanya keringat berlebih disertai dengan banyaknya bakteri di area kulit tersebut, akan menyebabkan bau badan yang kurang sedap.

“Tentunya jika anak mandi secara bersih dan teratur menggunakan sabun, maka kolonisasi bakteri yang ada di kulit tersebut dapat berkurang, sehingga bau badan yang terjadi tidak mengganggu,” ujar dr Cynthia.

Baca juga: 6 Cara Kurangi Bau Badan dan Keringat yang Menyengat

Dr Cynthia mengingatkan, untuk mengajarkan anak bisa membersihkan area ketiak dan kemaluan secara lebih baik saat mandi. Selain itu, pastikan baju yang telah digunakan dicuci dengan benar sebelum digunakan kembali, agar bau yang menempel pada baju tersebut benar-benar hilang.

“Saat anak sudah berusia di atas 10 tahun, penggunaan deodoran atau antiperspirant dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan,” katanya.

Ia menjelaskan, deodoran berfungsi untuk mengontrol bau yang timbul, sementara antiperspirant membantu mengurangi produksi keringat.

dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indahdok. RSPI dr. Cynthia Rindang Kusumaningtyas, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah

Ada beberapa produk yang memiliki kandungan gabungan dari kedua bahan tersebut. Deodoran dan antiperspirant ini dapat digunakan setiap hari pada area yang berdekatan dengan payudara.

Beberapa ilmuwan menduga adanya hubungan antara penggunaan bahan tersebut dengan kanker payudara.

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan hubungan sebab-akibat antara penggunaan deodoran/antiperspirant dengan munculnya kanker.

Baca juga: Normalnya Usia Berapa Anak Perempuan Mulai Menstruasi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com