Tetapi Borland mengatakan, menetapkan rutinitas harian yang sehat untuk tidur, makan, dan waktu tidak bekerja sangat penting.
Menyetel alarm untuk memberi sinyal saat waktunya berhenti bekerja adalah salah satu teknik yang berguna.
Hal lain yang bisa dilakukan adalah menulis daftar tugas yang perlu dilakukan, sehingga akan lebih mudah menentukan prioritas.
Borland mencatat, bahwa burnout sangat umum terjadi karena kita sering mengalami kesulitan untuk mengatakan tidak di tempat kerja.
Teknologi memang memudahkan komunikasi, tapi bukan berarti bisa dihubungi kapan saja untuk urusan pekerjaan.
Dikatakan Borland, burnput bisa menjadi sesuatu yang rumit. Apalagi, jika Anda tidak dalam posisi untuk berhenti dari pekerjaan, sehingga mau tidak mau harus melakukan yang terbaik.
Cobalah bicarakan dengan atasan terkait waktu kerja, apakah memungkinkan untuk membuat jadwal dan mengikutinya.
Jika tidak memungkinkan adanya perubahan, mungkin saatnya bagi Anda untuk mempertimbangkan kesehatan fisik dan mental Anda.
Temukan sesuatu yang Anda sukai dan jadikan hobi, misalnya menjadi relawan atau bergabung dengan klub olahraga.
Melakukan aktivitas di luar pekerjaan bisa membantu mengatasi burnout dan membangkitkan energi positif dalam diri.
Setelah berhasil mengatasi burnout dengan tujuh cara di atas, menurut Borland, di waktu mendatang akan lebih mudah bagi Anda mengenali tanda-tanda burnout, sehingga lebih mampu mengambil jeda untuk beristirahat dan ‘mengatur’ ulang jadwal kehidupan Anda.
Baca juga: Pemain Game Profesional Hadapi Risiko Kesehatan Burnout, Apa Itu?
Selain itu, menjaga komunikasi tetap terbuka dengan orang-orang terdekat juga dapat membantu mencegah burnout, karena Anda tak merasa menanggung beban sendirian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.