Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Cara Mengatasi Burnout

Tanda-tanda burnout di antaranya termasuk merasa sangat lelah, kosong, dan tidak mampu menghadapi kehidupan sehari-hari.

Burnout adalah reaksi terhadap stres akibat pekerjaan yang berkepanjangan atau kronis. Hal ini ditandai oleh tiga dimensi utama, yaitu kelelahan, sinisme, dan perasaan berkurangnya kemampuan profesional.

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar waktu dipakai untuk bekerja, sehingga jika seseorang tiba-tiba membenci pekerjaannya, takut pergi bekerja, dan tidak mendapatkan kepuasan apa pun dari yang dikerjakan – ini menjadi tanda yang harus diwaspadai.

Sederhananya, jika Anda merasa sangat lelah, mulai membenci pekerjaan Anda, dan mulai merasa kurang mampu menyelesaikan pekerjaan, Anda menunjukkan tanda-tanda burnout.

Tanda-tanda burnout

Mengenali tanda-tanda burnout, dapat membantu seseorang lebih memahami apakah stres yang dialami memengaruhi dirinya secara negatif. Berikut adalah beberapa tanda yang mungkin muncul:

- Masalah pencernaan

- Tekanan darah tinggi

- Imun tubuh yang buruk (lebih sering sakit)

- Sakit kepala berulang

- Masalah tidur

- Masalah konsentrasi

- Suasana hati yang tertekan

- Merasa tidak berharga

- Kehilangan minat atau kesenangan

- Berpikiran untuk bunuh diri

Cara mengatasi burnout

Menyadari bahwa Anda mengalami burnout adalah langkah pertama untuk membuat rencana pemulihan.

Pasalnya, burnout pada tahap awal seringkali tak disadari bahkan diabaikan. Biasanya, burnout disadari ketika Anda merasa benar-benar ada sesuatu yang tidak beres.

Menurut Adam Borland, PsyD, psikolog dari Cleveland Clinic, ada beberapa cara mengatasi burnout yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kondisi Anda seperti sedia kala.1

1. Jaga kesehatan mental

Mengunjungi terapis adalah langkah awal yang baik untuk mengatasi kelelahan.

Memiliki tempat yang aman untuk berbicara dengan seseorang yang bukan anggota keluarga, teman, atau rekan kerja -- tidak memihak dan terlatih untuk memberikan umpan balik klinis, dapat mengubah hidup, terutama di masa stres yang kita hadapi.

2. Ambil jeda dan periksa kondisi pribadi

Mengambil jeda dengan beristirahat dari urusan pekerjaan adalah solusi yang baik untuk mengatasi kelelahan.

Menjauhlah dari layar laptop, layar ponsel, atau apa pun yang bisa menjadi sumber stress. Coba lakukan hal-hal menyenangkan yang sudah lama tidak dilakukan.

Selain beristirahat, Borland menekankan pentingnya melakukan check-in setiap hari pada diri sendiri, untuk mengetahui dan memahami kondisi kita, Bagaimana keadaan saya secara emosional? Bagaimana keadaan saya secara fisik?”

3. Berolahraga

Berolahraga memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Meski tampak melelahkan, berolahraga justru dapat membantu mengatasi burnout.

Tak perlu olahraga intensitas tinggi, berjalan kaki atau bersepeda bisa membantu memperbaiki suasana hati, yang selanjutnya akan membuat kita lebih bersemangat. Lakukan setidaknya 30 menit per hari.

4. Berlatih mindfulness

Konsep mindfulness berkisar pada gagasan untuk mencoba hadir secara emosional, dalam setiap hal yang dilakukan. Salah satu cara untuk melakukannya adalah bernapas dalam-dalam.

Dr Borland mengatakan, hal hebat tentang melakukan pernapasan dalam adalah memaksa kita untuk fokus pada satu tarikan napas dan satu embusan napas. Dengan melakukan itu, maka kita akan fokus pada saat ini.

Latihan ini mudah dilakukan, tak perlu peralatan apa pun, dan bisa dilakukan kapan pun, tapi punya efek positif yang sangat besar.

5. Tetapkan rutinitas harian

Dengan batasan kehidupan kerja yang tak jelas, mungkin sulit untuk membuat pembagian waktu yang ketat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda.

Tetapi Borland mengatakan, menetapkan rutinitas harian yang sehat untuk tidur, makan, dan waktu tidak bekerja sangat penting.

Menyetel alarm untuk memberi sinyal saat waktunya berhenti bekerja adalah salah satu teknik yang berguna.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah menulis daftar tugas yang perlu dilakukan, sehingga akan lebih mudah menentukan prioritas.

6. Mulai membangun batasan waktu kerja

Borland mencatat, bahwa burnout sangat umum terjadi karena kita sering mengalami kesulitan untuk mengatakan tidak di tempat kerja.

Teknologi memang memudahkan komunikasi, tapi bukan berarti bisa dihubungi kapan saja untuk urusan pekerjaan.

Dikatakan Borland, burnput bisa menjadi sesuatu yang rumit. Apalagi, jika Anda tidak dalam posisi untuk berhenti dari pekerjaan, sehingga mau tidak mau harus melakukan yang terbaik.

Cobalah bicarakan dengan atasan terkait waktu kerja, apakah memungkinkan untuk membuat jadwal dan mengikutinya.

Jika tidak memungkinkan adanya perubahan, mungkin saatnya bagi Anda untuk mempertimbangkan kesehatan fisik dan mental Anda.

7. Lakukan hobi

Temukan sesuatu yang Anda sukai dan jadikan hobi, misalnya menjadi relawan atau bergabung dengan klub olahraga.

Melakukan aktivitas di luar pekerjaan bisa membantu mengatasi burnout dan membangkitkan energi positif dalam diri.

Mencegah burnout

Setelah berhasil mengatasi burnout dengan tujuh cara di atas, menurut Borland, di waktu mendatang akan lebih mudah bagi Anda mengenali tanda-tanda burnout, sehingga lebih mampu mengambil jeda untuk beristirahat dan ‘mengatur’ ulang jadwal kehidupan Anda.

Selain itu, menjaga komunikasi tetap terbuka dengan orang-orang terdekat juga dapat membantu mencegah burnout, karena Anda tak merasa menanggung beban sendirian.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/11/01/100500923/7-cara-mengatasi-burnout

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke