Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30.039 Asteroid Ditemukan Astronom di Dekat Bumi

Kompas.com - 15/10/2022, 13:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Para astronom menemukan 30.039 asteroid di dekat Bumi yang sebagian besar terindentifikasi dalam satu dekade terakhir. Puluhan ribu asteroid yang ditemukan ini menunjukkan bagaimana kemampuan mendeteksi asteroid meningkat dengan cepat.

Sebuah asteroid disebut asteroid dekat Bumi (NEA) saat benda berbatu itu mengorbit Matahari di jalur yang mendekatkan mereka ke orbit Bumi.

Lintasan asteroid itu membawanya dalam jarak 1,3 Unit Astronomi (au) dari Matahari.

Untuk diketahui, 1 au adalah jarak antara Matahari dan Bumi, sehingga jarak asteroid dekat Bumi mencapai setidaknya 0,3 au atau 45 juta kilometer dari orbit planet Bumi.

Saat ini, asteroid dekat Bumi sebagian besar berada di sabuk asteroid antara Jupiter dan Mars.

Dikutip dari Phys, Jumat (14/10/2022) asteroid telah dikatalogkan oleh para astronom selama lebih dari dua abad sejak asteroid pertama, Ceres ditemukan pada tahun 1801.

Sementara itu, asteroid dekat Bumi pertama bernama Eros ditemukan hampir seratus tahun kemudian yakni 13 Agustus 1898. Orbit asteroid itu membawanya ke jarak sekitar 22 juta km dari Bumi atau 57 kali jarak Bulan.

Baca juga: Asteroid 2022 OE2 Lewat Dekat Bumi Malam Ini, Lebarnya Lebih dari 2 Lapangan Football

Asteroid dekat Bumi yang terdeteksi pertama kali ini bukan hanya NEA pertama yang diketahui, tetapi juga asteroid pertama yang diorbiti oleh wahana antariksa dan selanjutnya mendarat di atasnya.

Perhitungan awal orbit batu luar angkasa itu kemudian juga memungkinkan penentuan yang tepat dari jarak yang diketahui secara tak sempurna antara Matahari dan Bumi.

Mendeteksi asteroid dekat Bumi

Secara alami, asteroid besar ditemukan lebih besar karena lebih mudah dilihat. Namun saat teleskop menjadi lebih sensitif, penemuan asteroid menjadi lebih banyak, bahkan asteroid dengan kecepatan tinggi dan berukuran puluhan meter.

Teleskop survei berbasis darat seperti Catalina Sky Survey di Arizona, di Amerika Serikat, menemukan asteroid baru setiap minggu.

Mereka dirancang untuk memindai sebagian besar langit, mencari objek baru yang bergerak di depan latar belakang bintang tidak bergerak.

Teleskop besar yang lebih fokus, seperti Very Large Telescope (VLT) dari European Southern Observatory, kemudian dapat digunakan untuk pengamatan lanjutan untuk membantu memahami jalur, ukuran, dan bahkan komposisi asteroid baru, terutama asteroid dekat Bumi.

Baca juga: Asteroid Lewat Dekat Bumi Hari Ini, Sebesar Central Park New York Berbahayakah?

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com