Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2022, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Stroke atau serangan otak, terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti atau terganggu, bisa karena adanya penggumpalan darah atau karena perdarahan di otak.

Jika aliran darah ke otak terhenti, maka kinerja otak akan terganggu dan bisa menyebabkan sel-sel otak mati, hanya dalam waktu beberapa menit.

Banyak orang mengira, stroke hanya menyerang orang-orang berusia di atas 60 tahun. Namun faktanya, orang usia berapa saja bisa terserang stroke.

Baca juga: Ciri Sakit Kepala karena Stroke

Risiko terserang stroke akan meningkat seiring bertambahnya usia dan beberapa faktor risiko bisa meningkatkan peluang terkena stroke.

Orang yang berisiko terkena stroke

Setidaknya ada sepuluh hal yang bisa menyebabkan seseorang berisiko terserang stroke. Berikut daftarnya.

1. Orang dengan tekanan darah tinggi

Tekanan darah 140/90 atau lebih tinggi dapat merusak pembuluh darah (arteri) yang mensuplai darah ke otak.

Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, penting untuk melakukan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan secara rutin sesuai anjuran dokter, untuk menurunkan risiko stroke.

2. Orang dengan penyakit jantung

Penyakit jantung adalah faktor risiko terpenting kedua untuk stroke. Misalnya, penyakit arteri koroner meningkatkan risiko stroke, karena plak menumpuk di arteri dan menghalangi aliran darah yang kaya oksigen ke otak.

Kondisi jantung lainnya, seperti cacat katup jantung, detak jantung tidak teratur (termasuk fibrilasi atrium), dan ruang jantung yang membesar, dapat menyebabkan pembekuan darah yang selanjutnya dapat menyebabkan stroke.

3. Orang dengan diabetes

Diabetes menyebabkan gula menumpuk di dalam darah dan mencegah oksigen dan nutrisi masuk ke berbagai bagian tubuh Anda, termasuk otak.

Pada orang dengan diabetes, tekanan darah tinggi juga sering terjadi. Tekanan darah tinggi adalah penyebab utama stroke dan merupakan penyebab utama peningkatan risiko stroke di antara penderita diabetes

Baca juga: Ketahui Gejala Stroke Ringan, yang Sering Dikira Migrain

Ilustrasi stroke, jenis-jenis stroke. Jenis-jenis stroke yang paling sering menyerang adalah stroke hemoragik, stroke iskemik, dan stroke ringan.Shutterstock/Lemau Studio Ilustrasi stroke, jenis-jenis stroke. Jenis-jenis stroke yang paling sering menyerang adalah stroke hemoragik, stroke iskemik, dan stroke ringan.

4. Riwayat stroke ringan

Riwayat TIA (serangan iskemik transien) atau stroke ringan juga membuat seseorang lebih berisiko terserang stroke.

Stroke ringan memiliki gejala yang sama dengan stroke, tetapi gejalanya tidak bertahan lama.

Jika Anda pernah mengalami satu atau lebih stroke ringan, Anda hampir 10 kali lebih berisiko terkena stroke daripada seseorang dengan usia dan jenis kelamin yang sama yang tidak pernah mengalami stroke ringan TIA.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Stroke yang Terbukti Efektif

5. Jumlah sel darah merah tinggi

Peningkatan yang signifikan dalam jumlah sel darah merah mengentalkan darah dan membuat pembekuan lebih mungkin terjadi. Hal ini meningkatkan risiko stroke.

6. Kolesterol tinggi

Kadar kolesterol yang tinggi dapat berkontribusi pada penebalan atau pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis) yang disebabkan oleh penumpukan plak.

Plak merupakan endapan zat lemak, kolesterol, dan kalsium. Penumpukan plak di bagian dalam dinding arteri dapat menurunkan jumlah aliran darah ke otak.

Stroke akan terjadi jika suplai darah ke otak terputus.

7. Perokok

Nikotin pada rokok diketahui dapat meningkatkan tekanan darah. Sementara karbon monoksida dari asap rokok mengurangi jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh darah ke otak.

Bukan hanya itu, bahkan paparan asap rokok dapat membuat seseorang lebih berisiko terkena stroke.

Baca juga: Penyebab Stroke yang Tak Boleh Diabaikan

Apakah Orang Dapat Mencegah Risiko Stroke karena Keturunan? Apakah Orang Dapat Mencegah Risiko Stroke karena Keturunan?

8. Obesitas

Obesitas adalah kelebihan lemak tubuh. Obesitas terkait dengan kadar kolesterol dan trigliserida jahat yang lebih tinggi dan menurunkan kadar kolesterol baik.

Obesitas juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes, yang selanjutnya meningkatkan risiko terkena stroke.

9. Kebiasaan makan makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol

Kebiasaan makan makanan tersebut telah dikaitkan dengan stroke dan kondisi terkait, seperti penyakit jantung.

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam (natrium) dalam makanan dapat meningkatkan tekanan darah.

10. Kurang olahraga

Tidak melakukan aktivitas fisik atau berolahraga yang cukup dapat menyebabkan kondisi kesehatan lain, yang dapat meningkatkan risiko stroke.

Kondisi kesehatan tersebut antara lain obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Aktivitas fisik yang teratur dapat menurunkan peluang Anda untuk terkena stroke.

Baca juga: Apakah Stroke Bisa Sembuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com